Tuesday, September 8, 2015

Taubat Seorang Anshor Diterima Allah Meski Dengan Isyarat Mata

Tidak ada yang tau kapan seseorang akan mati, bagaimana dan dimana akan dipanggil. Namun sebenarnya hal yang paling menyedihkan adalah ketika mati dalam keadaan berdosa dan tidak sempat untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Apalagi mereka yang mati dalam keadaan kafir. (Na’uzubillahi min Zalik). Sungguh kehidupan yang amat sangat merugikan sekali. Perlu kita sadari bahwa mereka yang sudah mati, sungguh sangat berharap dihidupkan kembali kedunia ini untuk bertaubat menyesali perbuatannya dengan sebenar-benarnya, dan beramal sholeh meski satu menit saja. Karena telah yakin dan percaya dengan apa yang mereka lihat dan rasakan. Dan berharap lepas dari penderitaan pedihnya siksa kubur yang hari demi hari mereka rasakan.

Kejadian ini yang membuat Rasulullah bersedih dan menangis melihat ummatnya yang mati tanpa sempat meminta ampunan kepada Allah SWT, disebabkan terlena dengan kesenangan dunia.

Suatu ketika Rasulullah larut dalam kesedihan yang memikirkan ummatnya, Malaikat Jibril AS dating menemui Nabi SAW dan berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah mengirimkan salam kepadamu, dan berfirman : Barang siapa yang bertaubat dari umatmu, setahun sebelum kematiannya, maka taubatnya akan diterima!!”

Setelah berterima kasih dan menjawab salam-Nya, Nabi SAW bersabda, “Wahai Jibril, setahun itu sangat banyak (lama), karena kelalaian dan panjang angan-angannya (tulul amal) umatku itu sangat mendominasi kehidupan mereka!!”
Jibril berkata, “Aku akan menyampaikan ucapanmu kepada Allah, dan sesungguhnya Dia itu Maha Mengetahui…!!”

Tidak berapa lama Jibril datang lagi kepada Nabi SAW, dan berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu berfirman : Siapa yang bertaubat sebelum kematiannya, berselang satu bulan, maka taubatnya akan diterima!!”
Nabi SAW bersabda, “Wahai Jibril, satu bulan itu masih terlalu lama untuk umatku!!”

Jibril berkata, “Aku akan menyampaikan ucapanmu kepada Allah, dan sesungguhnya Dia itu Maha Mengetahui…!!”
Tidak berapa lama Jibril datang lagi kepada Nabi SAW, dan berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu berfirman : Siapa yang bertaubat dari umatmu, sehari sebelum kematiannya, maka taubatnya akan diterima!!”
Nabi SAW bersabda, “Wahai Jibril, satu hari itu masih terlalu lama untuk umatku!!”

Jibril berkata, “Aku akan menyampaikan ucapanmu kepada Allah, dan sesungguhnya Dia itu Maha Mengetahui…!!”
Tidak berapa lama Jibril datang lagi kepada Nabi SAW, dan berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu berfirman : Siapa yang bertaubat dari umatmu, satu jam sebelum kematiannya, tentu taubatnya akan diterima!!”
Nabi SAW bersabda, “Wahai Jibril, satu jam itu masih terlalu lama untuk umatku!!”

Jibril berkata, “Aku akan menyampaikan ucapanmu kepada Allah, dan sesungguhnya Dia itu Maha Mengetahui…!!”

Tidak berapa lama Jibril datang lagi kepada Nabi SAW, dan berkata, “Wahai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu dan Dia berfirman : Barang siapa dari umatmu yang melalui semua umurnya dengan kemaksiatan, dan ia belum kembali (bertaubat) kepada-Ku kecuali setahun sebelum kematiannya, atau sebulan, atau sehari, atau satu jam sebelum kematiannya, atau bahkan sebelum ruhnya sampai di tenggorokannya, dan tidak memungkinkan baginya untuk bertaubat atau meminta maaf dengan lidahnya, kecuali hatinya yang menyesal (atas dosa-dosa yang telah dilakukannya), maka sungguh Aku akan mengampuninya!!”

Nabi SAW amat gembira dengan kemurahan Allah atas umat beliau tersebut, dan tidak henti-hentinya mengucap syukur.

Sungguh Maha Pemurah Allah SWT, betapa Allah SWT masih memberikan keluasan ampunan bagi hamba-hambanya yang ingin bertaubat. Inilah yang dirasakan oleh salah seorang dari kaum anshor yang mendapat ampunan dari Allah SWT meski dengan bertaubat dengan isyarat mata. Dalam kisahnya

Saat itu Nabi SAW mengunjungi seorang lelaki dari kalangan Anshar yang sakit dan dalam keadaan sakaratul maut (naza’). Melihat keadaannya tersebut, beliau bersabda, “Bertaubatlah kamu kepada Allah!!”
Sahabat Anshar tersebut sepertinya memahami perkataan Rasulullah SAW, tetapi anggota tubuhnya tidak bisa bereaksi. Mulutnya tidak bisa mengucap istighfar atau kalimat tauhid, laa ilaaha illallah, tangannya tidak bisa diangkat untuk mengisyaratkan doa dan istighfarnya, hanya saja tampak bola matanya bergerak ke atas, seakan-akan memandang ke langit.

Tidak lama kemudian tampak Nabi SAW tersenyum, padahal saat itu kebanyakan yang hadir dalam keadaan bersedih dan khawatir karena orang Anshar tersebut sama sekali tidak menanggapi perintah Nabi SAW. Umar bin Khaththab yang menyertai beliau dan meriwayatkan peristiwa ini berkata, “Apa yang membuat engkau tersenyum, ya Rasulullah?”

Masih dengan tersenyum, beliau bersabda, “Orang yang sakit ini tidak bisa bertaubat dengan lidahnya. Tetapi ia bertaubat dengan isyarat matanya ke langit dan hatinya melakukan penyesalan. Dan Jibril baru saja memberitahukan kepadaku bahwa Allah berfirman : Wahai malaikat-Ku, hamba-Ku ini tidak bisa bertaubat dengan lidahnya, namun ia sangat menyesal di dalam hatinya. Dan Aku tidak menyia-nyiakan taubat dan penyesalan di dalam hatinya, dan saksikanlah bahwa Aku memberikan pengampunan kepadanya!!” 

Maha Suci Allah dengan segala KemurahanNYA. Semoga kita termasuk hamba-hambaNYA yang selalu mendapatkan petunjuk dan ampunan sebelum datangnya kematian. Amiinnn...

[Ibnu Ghufron]



No comments:

Post a Comment