Thursday, September 17, 2015

Nabi SAW Perlihatkan Dahsyatnya Keburukan Ghibah

Perbuatan Ghibah (Membicarakan Keburukan Orang Lain) seakan tidak pernah lepas dari keseharian kita. Setiap pembicaraan pasti dengan sendirinya akan mengarah pada ghibah. Kalau istilah sekarang dibilang “Gosip”. Setiap kesalahan dan keburukan orang lain yang dibicarakan itu adalah Ghibah. Meskipun itu benar adanya dan selama pembicaraan itu tidak disenangi oleh orang yang dibicarakan. Namun jika yang dibicarakan itu adalah kesalahan dan keburukan yang tidak ada dasarnya (tidak benar) maka perbuatan itu jatuh kepada “Fitnah”. Ghibah juga ternyata terjadi juga diantara kalangan sahabat. Untuk itulah Nabi selalu mengingatkan untuk menjauhi ghibah. Hingga suat saat Nabi SAW memperlihatkan Dahsyatnya Ghibah tersebut.

Peristiwa ini terjadi pada Ahlush Shuffah, Para sahabat Ahlush Shuffah adalah para sahabat yang tinggal di serambi masjid Nabi SAW karena keadaan mereka yang miskin, atau mereka yang memilih untuk tinggal di sana karena ingin selalu dekat dan bertemu dengan Nabi SAW setiap saat. Mereka tidak makan/minum atau berganti pakaian/kain kecuali yang diberikan oleh Nabi SAW, dan mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk beribadah dan menimba ilmu dari Nabi SAW. Keadaan ini sangat menguntungkan karena ketika terjadi kesalahan atau mereka terjatuh dalam kemaksiatan, yang samar sekalipun, Nabi SAW akan langsung mengoreksi mereka, seperti peristiwa berikut ini.

Suatu ketika Zaid bin Tsabit, seorang sahabat Anshar yang masih muda, tetapi mempunyai kedekatan dengan Nabi SAW, bahkan memiliki kelebihan di bidang ilmu Al Qur’an, sedang berada di antara sahabat ahlush shuffah. Ia menceritakan beberapa riwayat atau hadits yang pernah didengarnya langsung dari Rasulullah SAW, atau mungkin dialaminya sendiri bersama beliau. Walau kelihatannya mereka tampak senang mendengarkan, tetapi ada beberapa orang sahabat yang tampak kurang berkenan.

Tiba-tiba datang seorang utusan yang datang kepada Nabi SAW dengan membawa daging yang cukup banyak. Maka salah seorang dari mereka berkata, “Wahai Zaid, masuklah ke rumah Rasulullah dan katakan bahwa kami sudah cukup lama tidak makan daging. Mungkin beliau akan memberikan sebagian daging itu untuk kami!!”

Ketika Zaid bangkit menuju rumah Nabi SAW, sebagian dari mereka berkata, “Lihatlah Zaid ini, bukankah kita semua bertemu dengan Rasulullah sebagaimana dia bertemu dengan beliau (Maksudnya, tidak ada kelebihan Zaid terhadap mereka), mengapa ia duduk di sini mengajarkan hadits kepada kita??”

Setelah diijinkan, Zaid masuk ke rumah Nabi SAW dan menyampaikan permintaan/pesan para sahabat ahlush shuffah itu. Tetapi Nabi SAW bersabda, “Katakan kepada mereka bahwa saat ini mereka sedang makan daging!!”
           
Zaid bin Tsabit tampak terheran-heran dengan perkataan Nabi SAW, ia melihat sendiri bahwa mereka tidak makan apapun, bahkan tampaknya mereka sedang lapar. Tanpa membantah dan menjelaskan apa yang dilihatnya, Zaid kembali ke ahlush shuffah dan menyampaikan pesan Nabi SAW. Merekapun berkata, “Demi Allah, sudah sekian lama kami tidak memakan daging!!”
Zaid kembali kepada Nabi SAW menyampaikan perkataan sahabat ahlush shuffah itu, tetapi dengan tegas Nabi SAW bersabda, “Saat ini mereka sedang makan daging!!”

Zaid menemui para sahabat itu dan menyampaikan pesan beliau. Mereka bangkit, datang berombongan menuju rumah Nabi SAW. Setelah mereka berkumpul, Nabi SAW keluar rumah dan berkata, “Kalian semua baru saja makan daging saudaramu ini (sambil menunjuk Zaid), dan bekas daging itu masih tersisa di gigi-gigimu itu. Meludahlah sekarang supaya kalian dapat melihat merahnya daging itu!!”

Benar saja, begitu mereka meludah, tampaklah warna merah darah di antara ludahnya. Mereka terkejut dan sangat heran dengan apa yang terjadi. Dengan sebab kejadian itu Mereka merasa malu dan menyesali apa yang telah mereka lakukan terhadap Zaid. Akhirnya Merekapun bertaubat, kemudian meminta maaf dan kehalalan dari Zaid bin Tsabit. Setelah tahu duduk persoalannya, dengan senang hati Zaid memaafkan mereka.

Begitulah perumpamaan orang yang mengghibah. Sungguh orang yang mengghibah saudaranya muslim seperti ia memakan daging saudaranya sendiri.

Pada riwayat yang lain juga diceritakan bahwa Nabi SAW sedang berjalan-jalan dengan beberapa orang sahabat. Tiba-tiba tercium bau busuk seperti bau bangkai terbawa angin. Langsung saja Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya ada orang munafik yang menggunjing orang-orang muslim, karena itulah bertiup angin yang berbau busuk ini!!”

Marilah kita lebih menjaga dan menjauhkan sifat senang menceritakan Keburukan Orang Lain.


[Ibnu Ghufron]

No comments:

Post a Comment