Seorang wanita Yahudi ingin membuktikan kenabian baginda Muhammad SAW, dengan cara menyuguhkan hidangan daging yang dibubuh racun. Kejadian tersebut setelah perang Khaibar berakhir. Yang saat itu kemenangan dipegang oleh pasukan Muslimin. Beliau dan para sahabatnya beristirahat beberapa lama dikhaibar.
Suatu ketika seorang wanita bernama Zainab binti Harits, istri dari Sallam bin Misykam, salah seorang tokoh Yahudi Bani Nadhir, datang kepada Nabi SAW dan para sahabat sambil membawa daging kambing yang sudah dipanggang. Aroma daging kambing tersebut sangat menggoda sehingga beliau mengambil sepotong daging paha yang menjadi kesukaan beliau dan menggigitnya.
Tetapi tiba-tiba Nabi SAW memuntahkan daging yang digigitnya dan berteriak menyuruh para sahabat untuk tidak memakan daging tersebut. Beliau bersabda, "Tulang ini memberitahu aku bahwa daging ini dicampuri dengan racun, panggillah perempuan itu!"
Ketika Zainab binti Harits dibawa menghadap Nabi SAW, dan beliau bertanya tentang tindakannya itu, ia berkata, “Memang benar saya membubuhi racun pada daging kambing tersebut. Aku sering berkata pada diriku sendiri, kalau Muhammad itu hanya seorang raja, aku ingin menghabisinya, tetapi kalau benar ia seorang nabi sebagaimana pengakuannya, tentu akan ada pemberitahuan kepadanya tentang apa yang aku lakukan!!"
Sikap wanita ini untuk memastikan kebenaran kenabian Nabi Muhammad SAW mungkin saja bisa dibenarkan, tetapi cara yang ditempuhnya sangat salah. Tidak ada penjelasan pasti, apakah Zainab ini kemudian memeluk Islam setelah ia memperoleh bukti kebenaran tersebut. Nabi SAW memaafkan tindakannya meskipun membahayakan jiwa beliau.
Namun ada salah seorang sahabat Nabi SAW yang terlanjur memakan dan menelannya sebelum beliau berteriak memperingatkan. Sahabat yang bernama Bisyr bin Barra' bin Ma'rur ini akhirnya meninggal, sehingga Zainab binti Harits dibunuh sebagai qisash atas kematian Bisyr, walaupun sebelumnya Nabi SAW telah memaafkan tindakannya.
Inilah sebagai bukti kenabian beliau dan juga merupakan mu’jizat dari Allah SWT. Dan Pasti Allah akan selalu menjaga kekasihNya. Yakni Rasul Agama Kita Nabi Muhammad SAW.
[Ibnu Ghufron]
No comments:
Post a Comment