Berita Islam - Baru-baru ini dunia dikejutkan oleh pembantaian Rohingya, tahukah anda siapa otak pelaku pembantaian muslim Rohingya. Dia adalah Ashin Wirathu.
Sekilas wajahnya tampak polos dengan kepala botak khas biksu Budha. Namun, kekejaman pria kelahiran 10 Juli 1968 ini benar-benar di luar nalar.
Dialah pencetus gerakan ‘969’; sebuah gerakan anti-Islam yang kemudian membantai muslim Rohingya dan mengusir mereka dari tanah kelahirannya.
Catatan hitam Wirathu mencuat sejak tahun 2001, saat ia menghasut kaum Budha untuk membenci muslim. Hasilnya, kerusuhan anti-Muslim pecah pada tahun 2003. Tak lama kemudian, ia mendekam di penjara akibat ulahnya. Namun, tujuh tahunkemudian ia dibebaskan tepatnya pada tahun 2010. Ia mendapat amnesti yang diberikan untuk ratusan tahanan politik, usai reformasi pascamiliter berkuasa.
Biksu yang berusia 47 tahun itu kini menjabat sebagai kepala di Biara Masoeyein Mandalay. Di kompleks luas itu Wirathu memimpin puluhan biksu dan memiliki pengaruh atas lebih dari 2.500 umat Budha di daerah tersebut.
Dari basis kekuatannya itulah Wirathu memimpin gerakan anti-Islam “969”. 969 adalah kampanye provokatif yang menyerukan kaum Budha untuk memboikot bisnis dan masyarakat Muslim.
Angka 9-6-9 mengacu pada atribut Budha, ajaran serta kerahibannya. Sehingga ketika disebut 969 maksudnya adalah konsolidasi Budha. Dalam perkembangannya, 969 berarti gerakan kaum Budha yang anti-Islam.
“Kita memiliki semboyan perjuangan: Jika Anda makan, makan di 969. Jika Anda pergi, pergi ke 969. Jika Anda membeli, belilah ke 969,” tegas Wirathu dalam sebuah wawancara di Biara Mosoeyein.
Entah mulai kapan kampanye 969 didengungkan Wirathu. Namun menurut catatan media, kampanye provokatif Wirathu mulai meluas pada awal 2013. Ia menyampaikan serangkaian pidato di berbagai tempat, menyalakan kebencian kaum Budha atas umat Islam. Selain melalui pidato, gerakan 969 juga menyebar dengan cepat melalui stiker, brosur dan sebagainya. Stiker 969 bisa dengan mudah ditemui di sepeda motor milik orang Budha, mobil, warung pinggir jalan hingga pusat kota. Kebencian dan anti-Islam meluas dengan cepat, berbuah pembantian dan pengusiran umat Islam, khususnya Rohingya.
Ribuan muslim Rohingya dilaporkan terbunuh dalam pembantaian selama beberapa tahun terakhir. Sisanya bertahan hidup dengan keterbatasan dan ketertindasan. Ratusan orang mencoba pergi menyelamatkan diri, hingga pekan lalu sampai di Aceh setelah mengarungi laut lepas dengan kapal sederhana. [Ibnu K/Bersamadakwah]
No comments:
Post a Comment