Saturday, June 20, 2015

Gubernur Yang Menikahi Wanita Jelata Buruk Rupa



Berita Islam - Suatu hari seorang Gubernur dizaman khalifah Al Mahdi mengumpulkan sejumlah tetangganya dan menaburkan uang dinar dihadapan mereka. Semuanya saling berebutan memunguti uang itu, kecuali seorang wanita yang berkulit hitam, kumal dan berwajah buruk.

Dengan keheranan sang Gubernur bertanya “mengapa engkau tidak ikut memunguti uang dinar itu seperti mereka?” janda bermuka buruk itu menjawab. “yang mereka cari uang dinar sebagai bekal didunia. Sedangkan saya butuhkan bekal akhira”. 

“Maksudmu?” tanya sang Gubernur tertarik. Akhirat, yaitu shalat, puasa dan zikir. Sebab perjalanan didunia ini amat pendek dibanding pengembaraan diakhirat yang panjang.”

Dengan jawaban itu, sang Gubernur merasa disindir tajam. Ia insaf, dirinya selama ini hanya sibuk mengumpulkan harta benda dan melalaikan kewajiban agamanya. Padahal kekayaannya melimpah ruah. Sedangkan umurnya sudah diatas setengah abad, dan malaikat pencabut nyawa sudah selalu mengintainya. 

Akhirnya sang Gubernur jatuh cinta pada perempuan itu. Kabar itu tersebar luas kepelosok  negeri. Orang-orang tidak habis fikir, bagaimana mungkin sang Gubernur bisa menaruh hati pada perempuan jelata bertampang buruk itu. 

Hingga suatu ketika, Gubernur mengundang mereka dalam sebuah pesta yang sangat mewah. Kepada setiap tamu diberikan gelas kristal yang bertahtakan permata, berisi cairan anggur yang segar. Lantas sang Gubernur memerintahkan agar membanting gelasnya masing-masing. Semuanya terbengong dan tak ada yang mau menuruti perintah sang Gubernur. 

Namun, tiba-tiba terdengar bunyi yang mendenting, pertanda bahwa ada yang memecahkan gelas tersebut. Semua orang tampak terkejut. Keheranan mereka bertambah, ketika melihat pecahan gelas yang berhamburan itu, berada di kaki seorang wanita yang bertampang wajah buruk . 

“Mengapa engkau membanting gelas itu?” tanya sang Gubernur.
Tanpa rasa takut wanita itu menjawab. “ada beberapa sebab aku memecahkan gelas ini, pertama, dengan memecahkan gelas ini berarti berkuranglah kekayaan Tuan. Tetapi, menurut saya hal itu lebih baik dari pada wibawa Tuan berkurang dikarenakan perintah Tuan yang tidak dipatuhi”. Gubernur terkesima, dan semua tamu yang hadir merasa kagum dengan jawaban yang masuk akal tersebut. 

“Kedua, saya hanya menaati perintah Tuhanku, Allah memerintahkan agar kita mematuhi perintah Allah, para Nabinya dan para Pemimpin. Dengan segala resikonya saya laksanakan perintah Tuan”
Sang Gubernur kian takjub. 

“Ketiga, dengan memecahkan gelas itu, orang-orang akan menganggap saya gila, namun itu lebih baik. Biarlah saya dikatakan gila daripada saya tidak melakukan perintah Gubernurnya, yang berarti saya tidak patuh dengan pemimpin.” 

Kini terjawablah sudah, mengapa sang Gubernur memilih wanita jelata tersebut sebagai tambatan hatinya. Dan menjadikannya sebagai seorang istri.


No comments:

Post a Comment