Saturday, June 20, 2015

Jiwa Terselamatkan Hanya Karena Sepotong Roti



Ada seorang laki-laki yang telah tekun beribadah selama tujuh puluh tahun lamanya. Pada suatu malam, ketika ia sedang khusu’ dalam beribadah terdengarlah suara pintu terbuka. Masukah seorang perempuan yang cantik yang sengaja menggoda lelaki tersebut.  Tetapi lelaki itu tidak tergoda sama sekali karena ia tenggelam dalam berdzikir kepada Allah. Namun sekilas pandangan matanya kearah tubuh perempuan itu. 

Wanita itu terus saja menggoda imannya, hatinya mulai rawan, pikirannya mulai melayang hingga ia menghentikan ibadahnya. Lalu iapun menahan dan menyekap wanita itu dalam kamarnya selama tujuh hari dan melakukan maksiat denganya. Setelah satu minggu iapun sadar dan teringat dengan ibadahnya. Ia berkata” Duhai ibadahku, selama tujuh puluh tahun telah kujual dengan maksiat tujuh hari……!!  Ia mengucap sembari menangis. 

Laki-laki itu kemudian keluar disertai kebingungan, ia berjalan sampai larut malam. Akhirnya ia singgah di suatu panti orang-orang buta yang dihuni oleh sepuluh orang tuna netra. Tidak jauh dari tempat itu ada seorang alim tiap malam mengutus seorang pelayannya untuk membagi-bagikan makanan kepada mereka. Dan seperti biasanya malam itupun datang seorang pelayan muda membawa sepuluh roti, lalu diambilnya sepotong roti dari laki-laki tersebut. Sehingga salah seorang dari tunanetra tadi tidak kebagian jatah.

Salah seorang tuna netra berteriak-teriak :
“Rotiku…. Rotiku…  mana rotiku…, rotiku… mana….rotiku….??
Kemudian salah satu tuna netra meminta kepada pelayan alim tersebut. Kemudian sang pelayan menjawab : “Aku sudah membagikannya untuk sepuluh orang !”. “kalau begitu aku harus menahan lapar untuk satu malam ini.  Kata salah seorang tuna netra yang tidak kebagian roti dengan penuh rasa sedih.

Mendengar keluhan itu, tergugalah hati lelaki yang mengambil roti itu dengan penuh iba diserahkannya roti itu dan berkata : “Akulah sebetulnya yang lebih berhak untuk menahan lapar malam ini. Karena aku orang yang bersalah. Banyak melakukan dosa, sedangkan anda adalah orang yang taat. Kemudian, dilaluinya malam itu dengan perut yang sangat lapat sekali, sampai akhirnya ajal menjemputnya. Turunlah malaikat maut untuk mencabut nyawanya. 

Saat hendak mencabut nyawanya. Terjadilah perselisihan diantara dua malaikat. Yaitu antara malaikat rahmat dan malaikat adzab.
Malaikat rahmat berkata : “Ia adalah orang yang berlari dari tempat maksiat dan menghindar untuk taubat dari dosanya. Ia sampai ditempat ini untuk menjadi orang yang taat…!! Kemudian malaikat adzab berkata : “Tidak justru ia banyak dosa dan maksiat” maka Allah memerintahkan keadanua keduanya untuk menimbang ibadahnya yang tujuh puluh hari dengan dosa yang dilakukan dengan tujuh hari. 

Hasilnya, ternyata maksiatnya lebih berat dari ibadahnya. Kemudian mereka juga diperintahkan menimbang maksiatnya dengan dengan sepotong roti yang diberikannya kepada orang buta tersebut. Ternyata amal menyerahkan sepotong roti itu lebih berat timbangannya dari pada maksiat yang ia lakukan selama tujuh hari. Akhirnya malaikat rahmatlah yang berhak mencabut nyawa laki-laki tersebut, karena Allah SWT menerima taubatnya.

No comments:

Post a Comment