Berita islam - Ibrahim bin Adham adalah seorang raja yang sangat kaya raya. Ia memiliki 72 budak. Ketika ia bertaubat, ia memilih untuk meninggalkan kerajaannya, dan memerdekakan semua budaknya.
Ketika itu seorang pemabuk berjalan menghampiri Ibrahim bin adham. Pemabuk tadi berjalan terhuyung-huyung disebabkan banyaknya minum. “Hai, kau… dimana rumahku..??” tanya pemabuk.
“mari kutunjukkan!” kata Ibrahim dengan lembut.
Kemudian pemabuk itu mengikuti Ibrahim sampai pada tujuan. Sesampai pada tujuan, sang pemabuk itu sangat marah kepada Ibrahim. Dan akibat rasa marah yang tidak terbendung, pemabuk itu lantas memukuli Ibrahim.
“Aku memintamu untuk menunjukkan ku pada rumahku, tapi kau membawa aku kekuburan, apa maksudmu?”
Tanya pemabuk sambil memukuli Ibrahim.
“Kuburan adalah rumah yang sebenarnya, rumah yang pasti akan kau huni, rumah didunia ini hanyalah sementara, ” kata Ibrahim sembari menahan rasa sakit, akibat pukulan dari pemabuk.
Namun jawaban Ibrahim tidak membuatnya sadar. Malah Ibrahim pun terus dipukulinya. Tapi anehnya, Ibrahim bin adham tidak membalas. Bahkan beliau mendoakan dan memohonkan ampunan dari Allah SWT.
“Ya Allah ampunilah kesalahan pemuda ini..!!”
Sang pemabuk sempat merasa heran atas perlakuan dari orang yang dipukulinya. Namun karena rasa emosi yang tinggi, menghapus segala keheranan yang ada dihatinya. Dan tetap terus memukuli Ibrahim.
Kebetulan seorang lelaki melihat peristiwa tersebut. Dan berusaha menghentikan perbuatan sipemabuk.
“Engkau memang manusia yang tidak tau diri, Mengapa engkau pukuli majikanmu yang telah memerdekakanmu dari kebudakan” lelaki itu mengingatkan pemabuk.
“Siapa sebenarnya yang kupukuli?” tanya sipemabuk keheranan.
“Orang ini adalah Ibrahim bin adham, orang yang telah membebaskanmu dari perbudakan”. Balas si lelaki.
“Tuan Ibrahim bin Adham?”
“Ya.”
“Maafkan saya tuan…, saya tidak tau.. saya ..” Dengan penuh rasa bersalah yang amat sangat, sipemabuk bermohon kepada Ibrahim Bin Adham agar mau memaafkannya.
Ibrahim menjawab dengan lembut “Tak apa, sejak tadi saya sudah memaafkanmu..”.
“Hamba telah menyakiti tuan, tapi mengapa tuan malah mendoakan hamba dengan doa yang baik” bahkan disetiap pukulan, Tuan mendoakan hamba agar diampuni Allah. Mengapa itu tuan lakukan?”
“Bagaimana aku tidak mendoakanmu dengan doa yang baik, sebab itulah yang dapat membawa kemuliaan”
Pemabuk itu pun tertunduk lesu, Tanpa terasa air mata menetes dipipi sang pemabuk. Dan menyesali segala perbuatannya dan berjanji untuk tidak mabuk lagi. Disebabkan melihat kemuliaan sikap tuannya, yakni Ibrahim Bin Adham..
No comments:
Post a Comment