Dijaman yang modern ini, memang terasa sulit kita menemukan sebuah kejujuran. Terkadang kebohongan menjadi sebuah hal yang sangat penting ketika dalam keadaan yang mendesak. Demi mempertahankan sebuah harga diri, atau hanya untuk melepaskan diri dari sebuah tanggung jawab, maka kita lebih memilih untuk melakukan hal tersebut.
Kebohongan yang terucap, sebenarnya akan memberikan efek untuk selanjutnya. Sehingga kita akan terus diliputi dengan masalah tersebut. Dan akhirnya sebuah harga diri yang kita pertahankan akan menjadi sebuah perbuatan yang memalukan. Meskipun demikian, bukan hal yang mudah untuk melakukan demikian.
Namun jika kejujuran telah tertempah dalam jiwa. Maka segala permasalahan akan mudah terselesaikan. Berikut merupakan sebuah kisah yang memberikan sebuah inspirasi
Suatu hari, seorang saudagar perhiasan dizaman tabiin bernama Yunus bin Ubaid, menyuruh saudaranya menjaga kedainya karena ia akan melaksanakan shalat. Saat itu datanglah seorang badui yang hendak membeli perhiasan dikedai itu. Maka terjadilah jual beli diantara badui dan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya.
Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli harganya empat ratus dirham. Padahal harga barang tersebut semestinya adalah dua ratus dirham. Barang tersebut dibeli oleh badui tadi tanpa meminta untuk mengurangi harganya.
Ditengah jalan, badui tadi berpapasan dengan yunus bin ubaid. Yunus lalu bertanya kepada sibadui yang membawa perhiasan yang dibeli dari kedainya. Sementara dia mengenali barang tersebut adalah dari kedainya. Yunus bertanya kepada badui itu, “berapakah harga barang ini kamu beli ?”
Badui menjawab, “empat ratus dirham.”
“tetapi harga sebenarnya Cuma dua ratus dirham. Mari kita kekedai saya, agar dapat mengembalikan uang selebihnya kepada saudara,” kata yunus lagi. “biarlah, tidak perlu. Aku merasa senang dan beruntung dengan harga empat ratus dirham itu, sebab dikampungku harga barang ini paling murah lima ratus dirham.”
Tetapi saudagar bernama yunus itu tidak mau melepaskan badui itu pergi. Bahkan Yunus mendesaknya agar kembali kekedainya. Ketika sampai pada kedainya, yunus mengambil uang dan mengembalikan dua ratus dirham lagi kepada badui tersebut.
Sang baduipun merasa heran, takjub dan senang bercampur didalam hatinya.
Tidak sedikit para pembeli yang ingin membeli ketempat yunus. Karena mereka yakin dengan kejujuran yunus. Ini adalah takaran mahalnya kejujuran yang dibuat oleh yunus pada dirinya. Pada hakikatnya setiap manusia pasti menyukai sebuah kejujuran dalam setiap tindakan.
Yang menjadi sebuah pertanyaan sanggupkah kita berbuat jujur…?????
No comments:
Post a Comment