Syarikat 'Inan / Syarikat Harta (Kitab Mu'amalat Bagian 13)
Yaitu aqad dari dua orang atau lebih untuk berserikat pada harta yang ditentukan oleh keduanya dengan maksud mendapat keuntungan dan keuntungan itu untuk mereka yang bersyarikat itu.
Sabda Rasulullah SAW:
"Kata Rasulullah SAW: Allah SWT telah berkata: Saya adalah orang yang ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang diantaranya tiada mengkhianati yang lain maka apabila berkhianat salah seorang diantara keduanya, saya keluar dari perserikatan keduanya. HR.Abu Daud dan Hakim".
Berarti Allah SWT akan menolong kemajuan perserikatan, selama orang berserikat tetap ikhlas, tetapi apabila timbul pengkhianatan diantara mereka maka Allah akan mencabut kemajuan perserikatan mereka.
Rukun Syarikat:
1. Sighat (Lafaz Aqad).
2. Orang yang bersyarikat.
3. Pokok/Modal Pekerjaan.
Syarat Lafaz:
Kalimat aqad hendaklah mengandung arti izin buat membelanjakan barang syarikat, seperti dikatakan oleh salah seorang di antara keduanya: "Kita berserikat pada barang ini dan saya izinkan engkau menjalankannya dengan izin jual beli dan lain-lainnya". Jawab yang lain: "Saya terima seperti yang engkau katakan itu".
Syarat Menjadi Anggota Perkongsian
a. Orang yang berserikat hendaklah orang yang berakal.
b. Baligh (sedikitnya sudah sampai umur 15 tahun).
c. Merdeka dan dengan kehendaknya sendiri (tidak dipaksa).
Syarat Pokok Perkongsian
a. Keadaan pokok/modal hendaklah uang (emas dan perak) atau barang yang ditimbang atau ditakar, seperti beras, gula dan lain-lainnya.
b. Dua barang pokok itu hendaklah dicampurkan sebelum aqad sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara kedua bagian barang itu.
Pokok dan kerja tidak perlu sama, tetapi boleh seorang memberi pokok Rp.1.000.000, dan yang lain Rp.500.000, begitu juga kerjanya, tidak berhalangan seorang bekerja satu hari dan yang lain setengah hari asal menurut permupakatan antara keduanya di waktu aqad.
Keuntungan dan Kerugian
Setengah ulama berpendapat bahwa keuntungan dan kerugian mesti menurut perbandingan pokok/modal. Sekiranya seorang berpokok Rp.1.000.000 sedang yang lain hanya Rp.500.000, yang pertama mesti mendapat 2/3 dari jumlah keuntungan dan yang kedua mendapat 1/3 dari jumlah keuntungan, begitu juga kerugian mesti menurut perbandingan pokok masing-masing. Setengah ulama berpendapat, tidak mesti sama menurut perbandingan pokok tetapi tidak ada halangan berlebih berkurang menurut perjanjian antara keduanya waktu mendirikan perserikatan.
Pekerjaan
Yang bekerja harus dengan ikhlas dan jujur, artinya semua pekerjaan harus berasas kemaslahatan dan keuntungan terhadap syarikat; dan tidak boleh membawa barang keluar negeri, melainkan dengan izin peserta-pesertanya; pun tidak boleh menyerahkan barang kepada orang lain, kecuali dengan izin peserta-pesertanya.
No comments:
Post a Comment