Tujuan Perang (Kitab Jihad / Peperangan Bagian 1)
Tujuan perang yang menjadi pokok ialah untuk membela, memelihara dan meninggikan agama Allah. Islam mengizinkan berperang dengan menentukan sebab-sebab dan maksud yang dituju dari peperangan itu. Yaitu untuk menolak kedzaliman, untuk menghormati tempat-tempat ibadah, untuk menjamin kemerdekaan bertanah air, untuk menghilangkan fitnah dan untuk menjamin kebebasan setiap orang memeluk dan menjalankan agama.
Dalam hadits dijelaskan, bahwa berperang karena ingin kepada harta rampasan, ingin menampakkan keberanian, karena kemegahan, karena marah, dendam, menurut kata Rasulullah SAW, semua itu bukan yang dimaksud tetapi yang dimaksud berperang supaya agama Allah menjadi tinggi, terpelihara dari segala gangguan.
Sekarang marilah kita tinjau peperangan yang semacam itu dalam hukum Islam. Apa sebab-sebab dan alasan-alasan yang memperbolehkan orang berperang serta apa maksud dan tujuan peperangan itu menurut nash Al-Qur'an.
Firman Allah SWT:
"Diizinkan untuk melawan, mereka yang diperangi dengan aniaya dan sesungguhnya Allah kuasa memenangkan mereka, orang-orang yang diusir dari negerinya dengan tidak ada alasan yang benar, selain karena mereka berkata: Tuhan kami Allah. Jikalau Allah tidak memberi perlindungan kepada umat manusia memeluk agama masing-masing, niscaya hancur binasalah gereja-gereja Nasrani, Yahudi dan Masjid-Masjid orang Islam, tempat orang menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya. Dan sesungguhnya Allah menolong barangsiapa yang menolong Dia; sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Kuasa. Mereka yang bila Kami kuatkan kedudukannya di muka bumi, dikerjakannya shalat dan dikeluarkannya zakat serta dianjurkannya kebaikan dan dilarangnya dari kejahatan, dan bagi Allah terserah akibat semua pekerjaan. QS.Al Haj:39-41".
Firman Allah SWT:
"Dan perangilah mereka itu sehingga tidak ada fitnah lagi, dan adalah agama semata-mata bagi Allah, jika mereka telah berhenti maka tidak ada serangan lagi melainkan atas orang-orang yang aniaya. QS.Al Baqarah:193".
Didalam ayat-ayat tersebut teranglah betapa Islam mengatasi semua faham dan ajaran. Disitu dijelaskan dengan sejelas-jelasnya, bahwa maksud peperangan itu untuk menangkis serangan dan menghentikan kedzaliman dan keaniayaan. Oleh karena itu jika penyerang sudah menghentikan serangan dan kedzalimannya dan tidak membuat fitnah dan kekacauan lagi habislah kewajiban perang terhadap mereka itu, menurut hukum agama Islam. Berarti peperangan itu tidak boleh dimulai atau diteruskan lagi, kecuali atas mereka yang menganiaya atau mereka yang zalim, yang masih melakukan penganiayaan dan kedzaliman, yang masih suka menghasut-hasut, memfitnah-fitnahkan, mengacau dan memaksa-maksa orang meninggalkan agama atau merintangi orang beramal.
Menurut agama Islam membuat fitnah, memaksa dan merampas kemerdekaan orang memeluk dan menjalankan agamanya adalah kesalahan yang amat dimurkai Allah; lebih dimurkaiNya daripada membunuh orang.
Adapun ayat-ayat yang memerintahkan kaum Muslimin memerangi segenap kaum Musyrikin dimana juga mereka bertemu dengan tidak diberi ampun....perintah-perintah yang serupa itu ialah perintah sewaktu dalam peperangan, api peperangan sedang berkobar; bukan sebab untuk menyatakan perang.
Seperti Firman Allah Dalam Al-Qur'an:
"Perangilah kaum Musyrikin itu seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu seluruhnya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang taqwa. QS.At Taubah:36".
Firman Allah SWT:
"Perangilah mereka itu dimana kamu berjumpa, dan usirlah mereka darimana mereka telah mengusir kamu. QS.Al Baqarah:191".
Firman Allah SWT:
"Berangkatlah kamu ke medan perang berjalan kaki atau berkendaraan. Dan berperanglah kamu dijalan Allah dengan harta dan jiwa raga kamu. Demikianlah lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui. QS.At Taubah:41".
Dari ayat-ayat ini dan sebagainya dapat kiranya kita mengerti, bahwa semuanya itu berkenaan dengan peristiwa sedang berkobarnya api peperangan. Disaat itulah hendaklah kaum Muslimin dikerahkan melawan dengan sebaik-baiknya, sampai tercapai kemenangan yang sempurna. Yaitu tercapainya keamanan dan kesentosaan bagi setiap pemeluk agama Allah dan sampai agama Allah tegak berdiri tidak diganggu dan difitnah lagi oleh pengacau dan perusak.
Selama petunjuk peperangan dan pengajaran yang baik-baik tidak dapat menghentikan kejahatan dan kekejaman, selama orang tidak suka hidup rukun dan damai terhadap sesamanya, selama ada orang yang tidak menghendaki keadilan dan kemerdekaan menjalankan agama, selama masih ada orang yang berniat jahat terus menerus untuk mendapat jalan melakukan kejahatannya itu, maka selama itu tentu peperangan tidak dapat dihindarkan. Dihadapan bukti-bukti kenyataan seperti tersebut Islam tidak akan tinggal diam, berpeluk tangan dan bersikap "masa bodoh", tetapi pasti dihadapinya dengan sikap yang tegas dan nyata.
Setiap Muslim diperintahkan supaya senantiasa siap sedia untuk menghadapi segala kemungkinan.
Firman Allah SWT:
"Hendaklah kamu siapkan segala macam kekuatan dan memperjagakan barisan berkuda di perbatasan negeri untuk mempertakuti musuh Allah dan musuh kamu. QS.Al Anfal:60".
Adapun umat Islam diperintah mengadakan persiapan, kekuatan yang cukup untuk menghadapi setiap bangsa yang berniat jahat, mudah-mudahan dengan persiapan itu, niat jahat tadi tidak akan langsung dan peperangan tidak akan terjadi, sehingga terjaminlah keamanan dan perdamaian. Tetapi jika bencana peperangan itu tidak dapat juga dielakkan, sedangkan kita berada di pihak yang benar, maka kita baru diizinkan mengangkat senjata membela kebenaran.
Dan banyak lagi ayat-ayat yang bersangkutan dengan peperangan jika kita ikuti, kita pelajari dan kita periksa sebab-sebab turunnya serta kita selidiki pula peristiwa yang terjadi di masa hidup Rasulullah SAW yang mengenai peperangan-peperangan yang dilakukan di masa beliau, kita yakin bahwa peperangan yang diizinkan Islam ialah peperangan yang bersifat membela, bukan bersifat menyerang. Akan tetapi jika peperangan yang diizinkan itu telah dinyatakan, maka ketika itu setiap Muslimin dan Muslimat diwajibkan mengangkat senjata dengan tulus dan ikhlas selaku menunaikan kewajiban suci mentaati perintah pimpinan tertinggi yang ada di tangan Ulil-Amri.
Bantu Klik Iklan Dibawah Ya
Satu Klik-an Sangat Berarti Untuk Kepentingan Blog Ini
Terima Kasih Atas Bantuannya
Satu Klik-an Sangat Berarti Untuk Kepentingan Blog Ini
Terima Kasih Atas Bantuannya
No comments:
Post a Comment