DETIK ISLAMI - NEWS
RATUSAN orang terus melakukan demonstrasi di Tunisia. Demonstrasi selama tiga hari berturut-turut sejak hari Selasa (27/11) ini, menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya gelombang kekerasan baru setelah bentrokan berdarah terjadi pada hari sebelumnya.
Para pengunjuk rasa di Siliana berkumpul di markas serikat pekerja (UGTT )Tunisia, yang telah menyerukan pemogokan umum, sebelum turun ke jalan untuk menuntut langkah pemerintah yang menaikkan harga bahan pokok, serta menuntut pembebasan demonstran yang ditangkap pada bulan April 2011.
Bentrokan dengan polisi di Siliana pada hari Rabu (28/11), melukai lebih dari 250 orang, namun pemimpin UGTT, Nejib Sebti mengatakan dia berharap kekerasan akan berakhir pada hari Jum’at (30/11).
“Tidak akan ada kekerasan karena polisi telah ditarik, namun gubernur Siliana (Ahmed Ezzine Mahjoubi) harus turun dari jabatannya untuk mengakhiri pemogokan,” kata Sebti.
Perdana Menteri Tunisia, Hamadi Jebali bersikeras untuk mempertahankan Gubernur Mahjubi agar tidak turun dari pimpinannya.
Tidak ada polisi di jalan-jalan kota pada Kamis (29/11) pagi, seorang wartawan AFP melaporkan, bahkan di luar kantor pusat gubernur, yang diserang pada hari sebelumnya.
Banyak ban dibakar dan batang-batang pohon tumbang berserakan di jalan-jalan, akibat tanda-tanda kekerasan, dan banyak toko ditutup.
“Kami ingin pemerintah berbuat adil. Kami adalah manusia yang terbuat dari daging dan tulang,” kata Maoubi, seorang pengunjuk rasa.
No comments:
Post a Comment