Showing posts with label Motivasi Islam. Show all posts
Showing posts with label Motivasi Islam. Show all posts

Sunday, September 6, 2015

Shalat Ummat Islam Lebih Allah Sukai Daripada Shalat Malaikat

Suatu keistimewaan yang sangat luar biasa Allah berikan kepada kita sebagai ummat Nabi Muhammad SAW Yakni Agama Islam. Betapa Tidak ? Allah lebih menyukai kita sebagai ummat terakhir dibanding ummat terdahulu. Bahkan ibadah shalat ummat Muhammad (Islam) lebih Allah sukai daripada ibadahnya Malaikat Jibril. Didalam kisah diceritakan bahwa sebelum dunia diciptakan, Allah menciptakan malaikat Jibril dalam bentuknya yang paling bagus, Dia Allah Ta’ala menambahkan 600 sayap bagi Jibril, yang setiap sayapnya sepanjang antara timur dan barat. Ketika melihat keadaan dirinya, Jibril mengagumi dirinya dan berkata, “Wahai Allah, apakah engkau menciptakan mahluk lain yang bentuknya lebih bagus dari diriku?”
Allah SWT berfirman, “Tidak!!”

Maka Jibril langsung gembira dan bersyukur kepada Allah, ungkapan syukurnya dilakukan dengan shalat dua rakaat. Dia berdiri selama duapuluh ribu tahun untuk satu rakaatnya. Dan setelah selesai shalat, Allah berfirman kepadanya, “Wahai Jibril, engkau telah beribadah kepada-Ku dengan sebenar-benarnya peribadatan kepada-Ku, tidak ada seorang-pun yang beribadah kepada-Ku seperti ibadah yang telah engkau lakukan itu!!”

Jibril makin gembira dengan pujian Allah tersebut, dan makin menambah rasa syukurnya. Kemudian Allah berfirman lagi, “Namun akan datang seorang nabi mulia sebagai kekasih-Ku di akhir zaman. Dia mempunyai umat yang lemah lagi berdosa, mereka melakukan shalat beberapa rakaat dalam waktu yang singkat, itupun dilakukan disertai kekurangan dan kelalaian, pikiran yang bermacam-macam, bahkan terkadang mereka berdosa besar. Tetapi demi keagungan-Ku dan keluhuran-Ku, sesungguhnya shalat mereka itu lebih Aku sukai daripada shalatmu, karena mereka shalat itu untuk menjalankan perintah-Ku, sedangkan engkau menjalankan shalat tanpa perintah dari-Ku…!!”

Jibril berkata, “Wahai Allah, apakah balasan atas shalat mereka itu?”
Allah Berfirman, “Aku berikan untuk mereka surga sebagai tempat tinggal mereka!!”
Jibril meminta ijin Allah untuk melihat surga tersebut dan mengitarinya, dan Allah mengijinkannya. Jibril terbang mengepakkan sayapnya, yang dengan sekali kepakan ia mencapai jarak perjalanan 3000 tahun, dan ia terus terbang hingga jarak perjalanan 300 Ribu tahun.

Ketika merasa lelah dan belum sampai juga, ia berhenti dan bersujud kepada Allah, lalu berkata, “Wahai Allah, apakah aku telah mencapai separuhnya, sepertiganya atau seperempatnya?”
Allah berfirman, “Wahai Jibril, seandainya engkau terbang (sejauh perjalanan) 300 Ribu tahun lagi, dan Aku berikan lagi kekuatan seperti kekuatanmu itu, sayap lagi seperti sayap-sayapmu itu dan engkau melakukan lagi apa yang telah lakukan itu, maka sesungguhnya engkau tidak akan sampai pada sepersepuluh dari apa yang Aku berikan kepada umat kecintaan-Ku, Muhammad SAW, sebagai balasan atas shalat yang  mereka lakukan itu!!”

Sungguh Kemuliaan ini tidak akan pernah diberikan kepada ummat yang terdahulu meskipun ibadah mereka luar biasa dibanding kita. Semoga kecintaan kita bertambah kepada Allah dan kepada Rasul pilihanNYA.


[Ibnu Ghufron]

Friday, September 4, 2015

Perjalanan Kita DiMahsyar Nanti & Syafaat Nabi Bagi Ummatnya

Setelah kita hidup dialam dunia yang saat ini, ternyata masih sangat jauh perjalanan yang akan kita lalui setelah kematian. Untuk itu saya sengaja menyajikan tulisan ini agar kita kiranya, dapat merenung dan memikirkan bagaimana keadaan kita nantinya disana kelak. Seraya mempersiapkan bekal untuk menjalani kehidupan yang akan datang. Mungkin kita sama sekali tidak terfikir oleh itu, apalagi kita disibukkan dengan hoby dan kesenangan yang kita lakukan. Sehingga kita lupa akan kewajiban kita sebagai hamba, dan suatu saat kita akan menjalani kehidupan yang begitu dahsyatnya dialam Mahsyar Nanti. Berikut kisah Perjalanan Kita di Mahsyar Nanti dan Syafaat Nabi bagi Ummatnya. Yang diambil dari cerita dan sabda baginda Nabi Muhammad SAW. Yang Semoga keyakinan dan Amal kita bertambah setelah membacanya.

Setelah Hari Kiamat Usai, Maka Semua manusia, sejak Nabi Adam AS hingga yang terakhir mati pada hari kiamat, dibangkitkan kembali dari kematiannya dengan tiupan sangkakala Malaikat Israfil, yang setelah itu kita tidak akan merasakan kematian lagi. Setelah itu kitasemua digiring menuju padang Makhsyar. Secara umum, manusia terbagi dalam tiga kelompok, yakni yang berkendaraan, yang berjalan kaki, dan yang berjalan dengan wajahnya.

Umat Nabi SAW sendiri terbagi dalam dua belas kelompok ketika dibangkitkan, satu kelompok yang dibangkitkan dengan wajah bersinar seperti bulan pertama, dan sebelas kelompok lainnya dibangkitkan sesuai dengan kadar dosanya masing-masing. Ada yang dibangkitkan tanpa tangan dan kaki padahal saat hidup di dunia lengkap semua, ada yang wajahnya seperti babi, ada yang seperti keledai dengan perut besar yang dipenuhi ular dan kalajengking, ada yang ususnya terburai dengan mulut mengeluarkan darah dan api, ada yang baunya seperti bangkai dan ada juga yang keadaannya sangat mengerikan.

Ketika tiba di padang Makhsyar, kita akan berdiri menunggu keputusan Allah, apakah akan ke surga atau ke neraka? Saat itu matahari didekatkan sehingga keadaannya sangat panas, dan hampir semua manusia dalam keadaan berkeringat, kecuali yang berada di dalam lindungan Allah. Keringat itu ada yang menggenangi sampai tumit, sampai betis, sampai lutut, sampai paha, sampai tulang rusuk, sampai mulut, bahkan ada yang menenggelamkan tubuh, sesuai dengan amalan masing-masing ketika di dunia. Dan keringat itu seolah-olah mencambuki tubuh yang mengeluarkannya. Beberapa orang ahli maksiat lainnya juga mengalami siksaan sesuai dengan dosanya.

Didalam hadist Nabi dikatakan. Kita akan berada dipadang Mahsyar selama 50.000 tahun lamanya. Masya Allah..!! Sungguh sangat lama. 1 hari aja di akhirat sama dengan 1000 tahun didunia. Berarti kita tinggal di Mahsyar selama 50 Juta tahun ukuran didunia. Ya Robbi !! betapa tersiksanya didalam keadaan tersebut. Banyak yang meminta agar keadaan itu cepat berlalu. Namun semua itu adalah keputusan yang Maha Perkasa.

Ada tujuh golongan yang mendapat Naungan Allah, sehingga sama sekali tidak merasakan panasnya matahari dan tersiksa oleh keringat seperti yang lainnya. Mereka itu adalah (1) Imam/pemimpin/pemerintah yang adil. (2) Pemuda yang giat beribadah kepada Allah. (3) Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah. (4) Pemuda yang diajak berzina oleh wanita yang cantik dan kaya, tetapi ia menolaknya dan berkata, “Aku takut kepada Allah, penguasa alam semesta.” (5) Seseorang yang selalu berdzikir kepada Allah, sehingga mengalir air matanya karena takut kepada Allah. (6) Seseorang yang bersedekah secara rahasia dengan tangan kanannya, sehingga tangan kirinya itu tidak mengetahui. (7) Seorang pemuda yang hatinya selalu ‘tergantung’ (condong) ke masjid.

Ketika semua manusia dalam penantian dan penderitaan tak berujung tanpa kepastian, kecuali tujuh golongan tersebut, salah seorang dari kaum berkata, “Apakah tidak ada yang mengetahui, siapakah yang bisa memintakan pertolongan (syafaat) untuk kita dari Tuhanmu?”
Salah seorang berkata, “Kamu harus datang kepada Nabi Adam…!!”

Maka mereka berombongan menuju ke tempat Nabi Adam AS, dan berkata, “Wahai Nabi Adam, engkau adalah bapaknya umat manusia, Allah menciptakan engkau dengan kekuasaan-Nya, Dia yang meniupkan ruh kepada engkau, Dia memerintahkan para malaikat bersujud kepada engkau dan mereka bersujud. Maka mintakanlah syafaat untuk kami dari Tuhanmu!! Apakah engkau tidak melihat bagaimana penderitaan kami ini??”

Nabi Adam berkata, “Hari ini Tuhanku sangat marah dengan kemarahan yang belum pernah ada. Dan setelah itu Dia akan pernah marah seperti ini lagi. Dia telah melarang aku untuk mendekati pohon kayu itu, tetapi aku telah mendurhakai-Nya dan mendurhakai diriku sendiri. Karena itu aku malu untuk meminta tolong kepada-Nya!! Pergilah kalian kepada Nuh!!”

Masih dengan ‘siksaan’ keringat yang berbeda-beda derajadnya, mereka berombongan mendatangi tempat Nabi Nuh AS, dan berkata, “Wahai Nabi Nuh, engkau adalah utusan Allah yang pertama untuk penduduk bumi ini, dan Allah menyebut engkau sebagai hamba yang bersyukur. Karena itu mintakanlah syafaat untuk kami dari Tuhanmu!! Apakah engkau tidak melihat akibat dari dosa-dosa yang kami lakukan kepada-Nya??” 

Nabi Nuh berkata, “Pada hari ini Tuhanku telah marah dengan kemarahan yang belum pernah seperti ini. Bagiku ada satu doa mustajabah, tetapi aku telah menggunakannya untuk mendoakan kaumku. Nafsi, nafsi (urus saja diri sendiri!!), pergilah kalian kepada orang selain aku, pergilah kepada Ibrahim!!”
Mereka bergerak berombongan menuju tempat Nabi Ibrahim AS, lalu berkata, “Wahai Nabi Ibrahim, Engkau adalah Nabinya Allah sekaligus Kekasih-Nya (Kholilullah) di antara penduduk bumi ini. Maka mintakanlah syafaat kepada Tuhanmu, tidakkah engkau melihat (akibat) dosa-dosa yang telah kami lakukan kepada-Nya ini??”

Nabi Ibrahim berkata, “Hari ini Tuhanku marah dengan kemarahan, yang sebelumnya Dia belum pernah marah seperti ini, dan setelah ini Dia tidak akan marah seperti ini. Sungguh aku telah ‘bersalah’ kepada-Nya sebanyak tiga kali. Pergilah kalian kepada selain aku, pergilah kepada Musa!!”

Orang-orang yang mengalami siksaan dan ketidakpastian itu berjalan lagi menuju tempat Nabi Musa AS, dan berkata, “Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah, Allah memuliakan engkau dengan risalah dan kalimat-Nya atas manusia. Maka mintakanlah syafaat untuk kami dari Tuhanmu!! Apakah engkau tidak melihat (akibat) dosa-dosa yang kami lakukan kepada-Nya??”

Nabi Musa berkata, “Hari ini Tuhanku marah dengan kemarahan, yang sebelumnya Dia belum pernah marah seperti ini, dan setelah ini Dia tidak akan marah seperti ini. Sesungguhnya aku telah membunuh satu jiwa, padahal aku tidak diperintahkan membunuhnya. Pergilah kalian kepada selain aku, pergilan kepada Isa!!”

Mereka bergerak berombongan menuju tempat Nabi Isa AS dan berkata, “Wahai Isa, engkau adalah utusan Allah dan Kalimat-Nya, Dia meletakkan Ruh-Nya kepada Maryam, dan engkau dikehendaki-Nya bisa berbicara ketika masih dalam ayunan. Maka tolonglah berikan syafaat untuk kami kepada Tuhanmu, apakah engkau tidak melihat (akibat) dosa-dosa yang telah kami lakukan kepada-Nya?”

Nabi Isa berkata, “Hari ini Tuhanku marah dengan kemarahan, yang sebelumnya Dia belum pernah marah seperti ini, dan setelah ini Dia tidak akan marah seperti ini. Sesungguhnya Dia telah menyebutkan dosa-dosaku, nafsi, nafsi…Pergilah kalian kepada selain aku, pergilah kalian kepada Muhammad!!”

Sekali lagi mereka bergerak berombongan menuju tempat Nabi Muhammad SAW, lalu berkata kepada beliau, “Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Allah dan panutup para nabi, dosa-dosa engkau telah diampuni, baik yang terdahulu atau yang terkemudian. Tolong, berilah syafaat kepada kami atas Tuhan engkau. Apakah engkau tidak melihat (akibat) dosa-dosa yang kami lakukan kepada Dia??”

Tidak seperti Nabi-nabi sebelumnya, Nabi SAW menyanggupinya dan bersabda, “Aku mempunyai hak memberikan syafaat, yakni kepada orang-orang yang dikehendaki Allah dan disenangi-Nya!!”

Ada beberapa versi tentang pertemuan dan percakapan antara manusia dengan para Nabi yang diminta untuk memberikan syafaat tersebut, tetapi intinya adalah hanya Nabi SAW yang akhirnya ‘berani’ menghadap Allah untuk meminta syafaat untuk manusia.

Sebenarnya setiap nabi mempunyai satu doa mustajab, yang Allah pasti akan mengabulkan jika ‘fasilitas’ doa itu digunakan. Tetapi hampir semua nabi-nabi tersebut telah menggunakannya di dunia. Nabi Nuh menggunakan untuk menenggelamkan kaumnya yang ingkar dalam air bah, Nabi Ibrahim menggunakan untuk menyelamatkan dirinya dari api Namrudz, Nabi Musa menggunakan untuk menenggelamkan Fir’aun dan pasukannya di Laut Merah, dan begitu pula dengan nabi-nabi lainnya, kecuali Nabi Muhammad SAW. Beliau pernah bersabda, “Setiap nabi memiliki doa (mustajab) yang selalu diucapkan. (Tetapi) aku ingin menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat.” Atau dalam riwayat lainnya, “Setiap nabi mempunyai doa yang digunakan untuk kebaikan umatnya. Sesungguhnya aku menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat!!”  

Kemudian Nabi SAW bergerak/berjalan menuju Arsy Allah. Beliau meminta ijin masuk dan diijinkan. Hijab demi hijab dibukakan untuk beliau, dan Allah mengajarkan (mengilhamkan) pujian-pujian yang belum pernah diucapkan oleh mahluk manapun, termasuk para malaikat. Nabi SAW bersujud kepada Allah, dan melazimi mengucapkan pujian-pujian tersebut. Setelah beberapa waktu lamanya, Allah berfirman, “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu! Mintalah, maka pasti akan diberikan kepadamu!! Berilah syafaat, maka syafaatmu itu akan dikabulkan!!”

Nabi SAW bangkit dari sujudnya dan berkata, “Ya Allah, berilah keputusan di antara hamba-hamba-Mu, sungguh telah terlalu lama mereka menunggu, dan masing-masing telah jelas dosanya (dan kebaikannya) ketika di pelataran Makhsyar…!!”

Allah mengabulkan permintaan Nabi SAW. Siksaan berupa keringat dan matahari yang didekatkan dihilangkan. Kemudian Allah memerintahkan agar mendatangkan surga dengan segala macam keindahan dan kenikmatannya. Setelah itu didatangkan pula neraka dengan segala macam siksa dan kesengsaraan yang akan dialami penghuninya, dengan semua malaikat penjaga dan penyiksanya. Ketika manusia yang berada di Makhsyar mendengar gemuruh apinya, merasakan percikan hawa panasnya dan segala macam hal yang memberatkan akibat kedatangan neraka tersebut, mereka semua berlutut, tidak terkecuali para nabi dan rasul, termasuk yang tadinya diminta wasilahnya. Para Nabi dan Rasul itu hanya bisa berkata, “Ya Allah, pada hari ini kami tidak meminta yang lain lagi, nafsi, nafsi!!”

Nabi SAW sendiri ketika melihat pemandangan tersebut juga berseru, tetapi berbeda dengan seruan para nabi dan rasul lainnya. Beliau bersabda, “Umatku, umatku!! Ya Allah, selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku!!”

Neraka makin mendekat, apinya makin berkobar dan menjilat-jilat layaknya ingin mencaplok para pendosa yang sedang berkumpul di Makhsyar. Tiba-tiba Nabi SAW mendatangi neraka dan mengambil kendalinya dari tangan para malaikat, beliau bersabda, “Kembalilah engkau, menyingkirlah jauh ke belakang!! Biarkan mendatangi engkau, yang menjadi rombongan (penghuni) engkau!!”

Neraka itu berkata, “Biarkanlah aku menempuh jalan yang ditentukan untukku, sesungguhnya engkau, Muhammad, adalah haram bagiku (menyentuhmu)…!!”
Tetapi terdengar seruan Allah kepada neraka dari balik Arsy, “Dengarlah apa yang dikatakan Muhammad, dan patuhilah dia!!”

Kemudian neraka diseret menuju sisi kiri yang jauh dari Arsy sehingga pengaruhnya jauh berkurang terhadap manusia yang sedang berkumpul di Makhsyar. Inilah syafaat Rasulullah yang bersifat umum, di mana semua manusia merasakan manfaatnya, baik yang beriman ataupun yang ingkar.

Allah memerintahkan malaikat untuk membentangkan shirat, jembatan yang melintang di atas neraka dan juga ditegakkan mizan, timbangan amal untuk menghisab amal perbuatan manusia selama di dunia. Secara bersamaan, saat itu beterbangan buku catatan amal menuju pemiliknya masing-masing. Ada yang menerimanya dari arah kanan, yakni orang-orang yang beriman dan bertakwa, orang-orang yang beriman tetapi durhaka dan bergelimang dosa akan menerima dari arah kirinya, dan orang-orang musyrik dan ingkar akan menerima dari arah belakang.

Para Nabi dan Rasul akan dihadapkan kepada umatnya untuk mempertanggung-jawabkan tugas risalahnya, dan akhirnya mereka akan masuk surga. Tentunya yang pertama dan memimpin adalah Nabi Muhammad SAW, dan yang terakhir adalah Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman karena harus dilakukan hisab dahulu atas kerajaannya di dunia. Bagi para Nabi dan Rasul itu telah disediakan mimbar-mimbar dari emas, dan mereka semua telah duduk di atasnya. Tetapi mimbar yang terbesar, terbaik dan terindah ternyata dalam keadaan kosong, mimbar itu adalah milik Nabi SAW. Ternyata beliau memilih untuk berdiri menghadap Allah dan meminta ijin memberi syafaat untuk umatnya, dan Allah mengabulkannya.

Saat itulah muncul suatu seruan (nida’) yang ditujukan kepada umat Nabi SAW yang sedang berkumpul di Makhsyar, “Dimanakah orang-orang yang memiliki keutamaan??”

Sekelompok orang dari umat beliau berjalan cepat menuju ke surga, dan para malaikat menyambutnya dan berkata, “Sesungguhnya kami melihat kalian berjalan cepat ke surga, sedangkan kalian belum dihisab, siapakah kalian ini??”
“Kami adalah orang-orang yang mempunyai keutamaan!!” Kata mereka.
Tentunya pengetahuan mereka akan keutamaan tersebut didasarkan dari catatan buku amal yang telah mereka terima sebelumnya. Para malaikat itu bertanya, “Apakah keutamaan kalian?”

Mereka berkata, “Ketika kami didzalimi (dianiaya) kami bersabar, dan ketika dijahati kami memaafkan orang yang berbuat jahat tersebut!!”
Para malaikat berkata, “Masuklah kalian ke dalam surga, dia adalah sebaik-baiknya pahala bagi orang yang beramal!!”
Setelah mereka masuk semua ke surga, terdengar seruan (nida’) lainnya, “Di manakah orang-orang yang ahlu sabar?”

Sekelompok orang dari umat beliau berjalan cepat menuju ke surga, dan para malaikat menyambutnya dan berkata, “Sesungguhnya kami melihat kalian berjalan cepat ke surga, sedangkan kalian belum dihisab, siapakah kalian ini??”
“Kami adalah orang-orang ahlu sabar!!” Kata mereka.
“Terhadap apakah kalian bersabar??” Tanya para malaikat.
Mereka berkata, “Kami bersabar dalam berbuat taat kepada Allah, kami juga bersabar dari berbuat maksiat kepada Allah, dan kami juga bersabar dalam menerima cobaan Allah!!”
Para malaikat berkata, “Masuklah kalian ke dalam surga!!”
Terdengar lagi satu seruan (nida’), “Di manakah orang-orang yang saling mengasihi karena Allah??”

Sekelompok orang lainnya dari umat Nabi SAW berjalan cepat menuju ke surga, dan para malaikat menyambutnya dan berkata, “Sesungguhnya kami melihat kalian berjalan cepat ke surga, sedangkan kalian belum dihisab, siapakah kalian ini??”
“Kami adalah orang-orang yang saling mengasihi karena Allah, saling memberi karena Allah dan saling berjanji karena Allah!!”
Para malaikat itu berkata, “Masuklah kalian ke dalam surga!!”

Nabi SAW sangat gembira dengan adanya mereka yang masuk surga tanpa hisab tersebut. Namun demikian beliau masih belum mau masuk kembali ke surga, beliau berdiri mengawasi umat beliau yang telah selesai dihisab dan melalui shirat. Mulut beliau tidak pernah lepas dari doa, “Allaahumma sallim sallim!!” Artinya adalah : Ya Allah, selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku!!

Umat Nabi SAW melewati shirat dengan bermacam-macam cara, ada yang secepat kilat menyambar, bagai angin yang kencang, bagai burung yang terbang, bagai kuda yang berlari, bagai orang yang berlari, orang yang berjalan, ada yang cepat ada yang pelan-pelan, bahkan ada yang merangkak dan merayap. Ada yang memerlukan waktu sekejab, harian, bulanan dan ada yang memerlukan hingga puluhan, ratusan, ribuan atau bahkan puluhan ribu tahun untuk bisa selamat sampai di seberang, dan akhirnya masuk surga.

Saat itu waktu menjadi sangat relatif, walau begitu lamanya terasa bagi mereka yang menyeberang shirat, tetapi tidak terasa bagi Nabi SAW, bahkan kegembiraan beliau selalu bertambah ketika ada umat beliau selamat sampai di ujung perjalanan, walau keadaan tubuhnya ada yang tersambar api neraka hingga hangus. Begitu dimandikan di Nahrul Haya’ (sungai kehidupan), mereka kembali seperti semula, bahkan lebih sempurna penampilan fisiknya, dan akhirnya masuk surga.

Nabi SAW memang bisa mengenali umat beliau di antara begitu banyak umat yang berada di Makhsyar dan yang sedang menyeberang shirat. Ketika itu beliau melihat beberapa kelompok umat beliau yang tertahan di shirat, padahal begitu banyak yang telah sampai dan masuk surga. Maka beliau berkata kepada Jibril, “Wahai Jibril, mengapa ada umatku yang masih tertahan di shirat??”
Jibril diam, tidak segera menjawab, mungkin tidak bisa menjawab, atau tidak tega untuk menjawab, karena jawabannya pasti akan membuat Nabi SAW bersedih. Mereka yang tertahan itu memang umat Nabi SAW, yang tidak bisa tidak harus masuk neraka untuk menebus dan membersihkan dosa dan kesalahan mereka. Kemudian Allah berfirman (mengilhamkan) kepada Jibril tanpa diketahui Nabi SAW, “Singkirkanlah mereka ke lembah antara surga dan neraka, hingga Muhammad masuk surga!!”

Maka satu persatu mereka disingkirkan dari shirat dan dikumpulkan di suatu lembah di sisi neraka, yang tidak terlihat Nabi SAW. Ketika beliau tidak lagi mengenali dan melihat umat beliau di makhsyar atau di shirat, beliau beranggapan mereka telah masuk semua ke surga maka beliau juga masuk surga. Setelah itu Allah berfirman kepada Zabaniah, “Serahkanlah mereka (umat Nabi SAW) kepada Malik!!”

Ketika Malaikat Malik melihat mereka, ia cukup keheranan karena keadaannya tidak dibelenggu, wajahnya tidak hitam legam, tetap berjalan dan bertumpu dengan kaki mereka, berbeda sekali dengan penghuni neraka sebelumnya. Ia bertanya, “Umat siapakah kalian ini??”
“Jangan menanyakan itu, wahai Malik, kami malu bercerita kepadamu, tetapi kami ahli Qur’an, berpuasa di bulan Ramadhan, berhaji, berjihad, menunaikan zakat, menyantuni anak yatim, mandi saat jibanat dan shalat lima waktu!!”
“Celaka sekali, bukankah seharusnya Al Qur’an itu mencegah kalian berbuat maksiat kepada Allah, rasanya tidak mungkin ini terjadi!!“ Kata Malaikat Malik.
“Wahai Malik, janganlah menghina kami, saat ini kami telah selamat dari hinaan Allah!!”        

Lalu terdengar suatu seruan, “Hai Malik, masukkanlah mereka ke pintu yang tertinggi dari neraka!!”
Malaikat Malik berpaling bersiap melaksanakan perintah tersebut, tetapi mereka berkata, “Berilah kesempatan kepada kami untuk menyesali diri!!”
“Tidak ada waktu untuk itu!!” Kata Malik.
Tetapi kemudian terdengar seruan, “Hai Malik, biarkanlah mereka menangisi dirinya!!”

Mereka berkelompok-kelompok kemudian menangis menyesali diri dan perbuatan maksiat mereka waktu di dunia. Kemudian Malaikat Malik menggiring mereka hingga di tepi jurang neraka, seribu malaikat Zabaniyah yang tidak punya rasa kasihan langsung menangkap dan melemparkannya ke pintu neraka yang tertinggi (yang terdangkal). Api yang berkobar menyambut dan melalap tubuh-tubuh tanpa daya tersebut. Ketika api neraka akan membakar habis hati dan wajahnya, terdengar seruan, “Tahanlah, taruhlah saja api itu di dada dan wajahnya. Mereka memang mengingkari ikrar mereka, tetapi mereka mengenal Aku lewat hati mereka, mereka juga pernah bersujud kepada-Ku dengan wajah-wajah mereka!!”

Mendengar seruan seperti itu, salah salah seorang dari mereka juga berseru, “Wahai Rasulullah, wahai Abul Qasim, Wahai Muhammad yang selalu berbuat baik kepada janda dan anak yatim, wahai orang yang paling mulia pada hari kiamat, wahai pemuka seluruh umat, wahai pembuka pintu surga, wahai penutup pintu neraka bagi umatmu yang lemah, yang tidak tahan panas api neraka, siramilah kami dengan syafaatmu agar kami masuk surga!!”

Kemudian seorang lagi berseru keras, sambil meletakkan tangannya di telinganya seperti seorang muadzin, “Kami adalah umat Muhammad!!”
Berturut-turut akhirnya mereka semua berseru mengakui sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya mungkin mereka malu mengaku sebagai umat beliau karena gelimang dosa dan maksiat yang dilakukannya, tetapi ketika merasakan pedihnya siksaan, dan juga adanya seruan (Allah), yang walau sedikit, mengakui keimanan mereka, mereka akhirnya mengakui dan menyadari kalau hal itu adalah satu-satunya jalan keselamatan di saat seperti itu.

Malaikat Malik ikut terhanyut dengan seruan mereka itu dan memohon ijin Allah untuk menemui Nabi SAW di surga, dan Allah mengijinkannya. Ketika berada di hadapan Nabi SAW, Malaikat Malik berkata, “Wahai Muhammad, engkau bersenang-senang di surga sementara umatmu yang lemah membutuhkan bantuanmu. Mereka benar-benar lemah dan sangat menderita di neraka, bantulah mereka!!”

Beliau tersentak kaget, dan segera berangkat ke neraka bersama Malaikat Malik. Di tepi jurang neraka, beliau mendengar tangisan dan jeritan pilu mereka yang memanggil nama beliau. Nabi SAW tidak tahan mendengarnya dan ikut menangis, kemudian berkata, “Wahai Malik, keluarkanlah umatku dari neraka!!”
Malaikat Malik berkata, “Aku tidak berani mengeluarkan mereka tanpa perintah Allah!!”

Nabi SAW bergerak/berjalan menuju Arsy, dan ketika tiba di hadirat Allah, beliau bersujud sangat lama. Ketika bangkit dari sujud, beliau berkata, “Wahai Allah, seperti inikah yang Engkau janjikan untuk tidak menyiksa umatku di neraka??”
Allah berfirman, “Wahai Muhammad, mereka telah melupakan dirimu, meninggalkan syariatmu ketika di dunia, karena itu Aku juga melupakan syafaat yang bisa engkau berikan kepada mereka. Tetapi sekarang telah cukup, berilah syafaat kepada mereka!!”

Nabi SAW kembali menemui Malaikat Malik dan menyatakan memberi syafaat kepada umat beliau tersebut, dan Allah memerintahkan Malaikat Malik mengeluarkan mereka dari neraka, sehingga hanya orang-orang kafir yang tertinggal di neraka. Orang-orang kafir itu berkata, “Andaikata kita dahulu seorang muslim, tentulah kita akan dikeluarkan dari neraka, sebagaimana mereka dikeluarkan!!”

Disinilah penyesalan orang kafir yang tak terhingga dan tak terkatakan, mereka menyesal se- menyesal –menyesalnya. setelah ummat Islam diangkat maka neraka akan ditutup selama-lamanya dan merasakan azab yang keras tanpa ada hentinya. Ya Allah..!! Jauhkan Kami dari semua Ini.


Semoga tulisan ini menjadikan kita lebih bertakwa kepada-NYA dan menjadi Ahli Surga Allah Nantinya tanpa merasakan derita siksa api Neraka (Singgah Ke Neraka). Amin Ya Allah.. [Ibnu Ghufron]

Sunday, July 12, 2015

Islam Hebat bukan Karena Ilmu Tetapi Karena Ini



Inilah Fenomena yang terjadi pada saat sekarang ini, disadari ataupun tidak. Kita telah mempertuhankan yang namanya ilmu dan teknologi. Mengapa tidak  !! Lihat lah disekitar Kita, bahwa banyak orang berusaha untuk menyekolahkan anaknya ataupun keluarganya kepada sekolah yang mewah dan ataupun anggapan mereka bahwa sekolah tersebut memiliki kualitas ilmu yang baik. Bahkan tidak sedikit juga orang rela menyekolahkan anaknya ketempat sekolah pemiliknya adalah orang kafir.

Jika ini yang terjadi maka lihatlah bahwa, anak ini akan bisa menjadi malapetaka bagi anda didunia dan diakhirat nanti. Anda akan meronta-ronta melihat sifat anak anda ketika dia dewasa nantinya, bahkan ketika anda tiada. Semua amalan nya akan ditunjukkan dihadapan anda. padahal disaat seperti itu kita sangat butuh bantuan doanya.

Islam tidak hebat dikarenakan ilmu pengetahuan, islam hebat dikeranakan iman yang kuat, seperti yang dibawa oleh para sahabat yang berjuang meneruskan risalah Nabi hingga tersiar keseluruh dunia. Namun dikarenakan lanjutan khilafah diteruskan oleh dinasti (kerajaan-kerajaan Islam) melakukan Invansi untuk memperluas kekuasaan, sehingga banyak ilmu agama Islam bercampur dengan ilmu pemikiran dari luar islam. Akhirnya mempengaruhi tentang ilmu keimanan yang sebenarnya.

Mereka hanya sibuk hanya mengkaji dan lebih mendalami ilmu tanpa memikirkan pengamalannya (Iman).  Padahal para sahabat terdahulu dapat menaklukkan dunia hingga 1/3 dunia disebabkan Iman yang sempurna kepada Allah. Bahkan dari kalangan sahabat hanya bebarapa orang saja yang mampu membaca tulis. Lainnya adalah buta huruf.

Sebagai bukti bahwa Islam kuat dan Hebat dikarenakan iman lihat lah kisah berikut ini :
Sewaktu negeri Mesir ditakluki oleh Pasukan Islam, khalifah Umar r.a. telah melantik Amru bin Ash sebagai Gubernur di wilayah tersebut, satu peristiwa ganjil telah berlaku semasa pemerintahannya. Air Sungai Nil dikatakan akan berhenti mengalir dan penduduk Mesir hendak melakukan satu upacara Jahiliah yaitu mengorbankan seorang gadis yang cantik jelita ke dalam sungai Nil. Amru bin Al-As sudah tentu berkeras tidak mau melakukannya.

Apabila air Sungai Nil mulai kering, penduduknya merasa cemas. Sebahagian dari mereka terpaksa berpindah ke kawasan lain. Keadaan ini memaksa Amru Al-As memulis surat kepada Khalifah Umar r.a. untuk meminta pandangannya. Saiyidina Umar pun mengirimkan jawapannya kepada Amru. Surat itu bukanlah ditujukan kepadanya, tetapi kepada Sungai Nil. Sebelum mencampakkan surat itu ke dalam Sungai Nil Amru sempat membaca isi kandungannya yang berbunyai: “Surat ini dikirimkan kepada Sungai Nil oleh Umar, hamba Allah dan Amirul Mukminin. Wahai Sungai Nil ! Jika air yang mengalir di sungai ini atas kuasamu, maka ketahuilah bahwa kami tidak memerlukan mu, tetapi jika ianya mengalir di atas kekuasaan Allah SWT, maka kepadanyalah kami memohon agar mengalirkan air di sungai ini.”

Setelah dicampakkan surat itu kedalamnya, diriwayatkan sungai itupun dipenuhi semula oleh air sedalam empat puluh kaki pada malam itu juga. Semenjak hari itu lenyaplah amalan-amalan Jahiliah dikalangan penduduk Mesir.

Sampai hari ini sungai Nil tidak pernah kekeringan. Teknologi sekarang saja tidak bisa melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Umar ra.

Terjadi gunung meletus di Madinah, khalifah Umar r.a. menyuruh Tamin ad-Dari untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tamin ad-Dari lalu membuka sorbannya sambil memutar-mutarkannya. Lahar panas yang menyembur kebumi dengan izin Allah SWT telah masuk kembali kedalam gunung. Teknologi apa yang  bisa mengalahkan teknologi iman.

Muadz bin Jabal dalam sebuah perjalananan dakwah dihadapkan pada sebuah gunung. Kalau gunung didaki memerlukan waktu yang lama, Muadz bin Jabal pun shalat dua rakaat dan gunung pun terbelah dua. Makanya dia diberi gelar Muadz bin Jabal, Muadz anak gunung.

Ketika Sa'ad ra. datang ke Bahurasyair, yaitu suatu daerah lembah paling bawah sebelah barat sungai Dijlah (sungai Tigris, sungai yang melalui Baghdad) atau dekat dengan daerah Syair. Sa'ad ra. kemudian meminta dicarikan perahu-perahu untuk memindahkan orang-orang dari daerah di lembah itu ke daerah di seberang yang lebih tinggi. Akan tetapi mereka ditakdirkan tidak mendapatkan perahu atau yang sejenisnya dan mereka mengetahui bahwa perahu-perahu itu telah diambil oleh orang-orang Parsi.

Setelah itu mereka bergerak ke tepi Dijlah, Sa'ad ra. berkata, "Katakanlah Nasta’inu Billahi Wa Natawakkalu ‘Alaihi… Dan mereka semua menyeberangi sungai yang arusnya deras hingga ketepian, tanpa sedikitpun telapak kaki mereka menyentuh permukaan air sambil saling bercakap-cakap di antara mereka yaitu tanpa rasa takut sedikitpun.

Orang-orang Parsi terkejut dan tidak mengira pasukan Muslim dapat berjalan di atas air sehingga mereka ketakutan lalu melarikan diri tanpa menghiraukan harta maupun perbekalan mereka. Dengan mudah Kaum muslimin dapat menguasai seluruh kota Madain persia.

Islam Adalah Agama Pemberian Dari Allah SWT untuk hambanya. Maka Allah sendiri yang Akan Membuat Islam itu Hebat jika Para Muslim itu sendiri Beriman KepadaNya.Inilah Bukti Kehebatan Islam Sesungguhnya.

Thursday, July 9, 2015

35 Keutamaan Membaca Al Qur’an




Al Qur’an adalah kitab suci yang Allah turunkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Sebagai pedoman hidup untuk para hambanya yang bertakwa. Dia adalah cahaya bagi orang mukmin, cahaya dalam kehidupan dan cahaya ketika dihari Kiamat nanti.

Al Qur’an telah ada sebelum bumi diciptakan dan Al Qur’an pun akan tetap ada meski dunia ini telah hancurkan. Keistimewaanya tidak ada yang bisa menandingi baik dari segi bahasa, sastra dan ilmu pengetahuan. Semua berisi fakta sebelum kejadian dunia maupun setelahnya. Karena Memang Al Qur’an adalah karya Allah yang teragung untuk para hambanya yang mukmin.  

Untuk itu lah, Allah akan memberikan ganjaran yang sangat besar bagi siapa yang membaca dan mengamalkannya. Dibawah ini kami merangkum beberapa keutamaan membaca Al Qur’an dan mengamalkannya dari hadist-hadist pilihan Rasulullah SAW. Semoga apa yang dinukilkan ini dapat memberikan kita motivasi untuk membacanya serta mengamalkannya. Berikut 35 keutamaannya :

1.   Tidak ada derajat yang lebih tinggi dari pada orang yang suka membaca Al Qur’an

2.   Rumah yang didalamnya dibaca Al Qur’an, ahli rumah akan diberi berkah dan kebaikan, malaikat pun turut memenuhi rumah tersebut, dan setan akan keluar. Sebaliknya rumah yang didalamnya tidak dibaca Al Qur’an maka kehidupannya akan dipenuhi kesempitan, ketidak berkahan, Malaikat akan keluar dan setan ikut memenuhi rumah tersebut.

3.   Orang yang mengajarkan Al Qur’an pada anaknya pada masa kecil dan selalu membacanya pada masa tuanya akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.

4.   Membaca Al Qur’an akan memberi nur dibumi dan simpanan bagi kita dilangit dan rumah yang didalamnya dibaca Al Qur’an akan menyinari ahli-ahli langit seperti bintang-bintang menyinari bumi.


5.   Tanda-tanda kecintaan Allah SWT adalah bahwa Allah SWT memasukkan rasa cinta pada Al Qur’an dalam hati seseorang (selalu ingin membacanya)

6.   Seorang muslim yang hendak berbaring ditempat tidurnya lalu ia membaca salah satu surat dari Al Qur’an, Allah akan tugaskan satu malaikat untuk menjaganya, dan tidak ada satu bahaya pun akan mendekatinya, sehingga ia terjaga kapan saja


7.   Seseorang yang sibuk membaca, menghafal, mempelajari, memahami Al Qur’an sehingga tidak mempunyai waktu untuk berdoa maka Allah SWT  akan memberikan sesuatu yang lebih utama dari pada yang diberikan pada orang yang berdoa.

8.   Barang siapa yang membaca 10 ayat dari Al Qur’an didalam satu malam, maka dicatat banginya pahala 1 qintar, dan 1 qintar itu lebih baik dari pada dunia dan serta segala seisinya


9.   Orang yang beriman pada Al Qur’an dan mengamalkannya maka Allah SWT akan mengangkat derajatnya dan akan memuliakannya didunia dan diakhirat.

10. Dengan membaca Al Qur’an dan banyak mengingat maut akan menyebabkan hati bersinar dan akan memantulkan sifat ma’rifat yang terang (pengkilat hati yang seperti besi berkarat dalam air)

11. Bacaan Al Qur’an dalam shalat lebih baik dari pada bacaan Al Qur’an diluar shalat. Bacaan diluar shalat lebih baik dari pada membaca tasbih dan takbir, bacaan tasbih lebih baik dari pada puasa dan puasa adalah perisai (penghalang) api neraka.

12. Orang yang ahli dalam Al Qur’an (benar-benar menghafalnya, sering membacanya, memahami makna dan maksudnya) dihari mahsyar akan bersama malaikat pencatat yang mulia dan benar dan orang yang terbata-bata dalam membaca Al Qur’an dan bersusah payah mempelajarinya mendapat pahala 2 kali lipat (1 dari bacaanya dan 1 lagi dari kesungguhannya dalam berusaha)

13. Barang siapa yang sungguh-sungguh  ingin menghafal Al Qur’an tapi tidak mampu, tapi terus menerus membacanya Maka Allah SWT akan membangkitkannya dihari Mahsyar dengan para Hafiz Al Qur’an (Para Hafiz Al Qur’an dapat mensafaati 10 keluarganya yang sudah dijamin masuk neraka kecuali mereka yang syirik dan kafir)

14. Barangsiapa yang menghormati, dan menunaikan hak-haknya dan mengamalkan Al Qur’an. Maka Al Qur’an akan membelanya dihadapan Allah SWT dan memberi syafaat dan menaikkan derajatnya.

15. Barangsiapa membaca Al Qur’an dan mengamalkan apa yang ada didalamnya maka pada hari kiamat dia dan kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih terang dari pada matahari serta dipakaikan pakaian keindahan dan keindahannya tidak ada yang sanggup menandinginya.

16. Barangsiapa yang membaca dan menghafal Al Qur’an serta menghalalkan dan mengharamkan apa yang dihalalkan diharamkannya maka Allah SWT akan memasukkannya kedalam surga dan menjaminnya untuk memberi syafaat pada 10 orang ahli keluarganya yang diwajikan neraka (kecuali syirik dan Kafir) (Al maidah :72)

17. Banyak membaca Al Qur’an dapat menguatkan ingatan, membersihkan batin, menguatkan rohani dan mewangikan mulut.

18. Barangsiapa mengajarkan anak-anaknya membaca Al Qur’an maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang.

19. Membaca 1 huruf Al Qur’an maka Allah akan diberi 10 pahala kebaikan (Al an’am : 10)

20. Barangsiapa yang mendengarkan 1 ayat Al Qur’an Al Qur’an akan ditulis 1 kebaikan berlipat ganda dan yang membacanya akan diberi nur pada hari kiamat.

21. Kaum yang berkumpul membaca Al Qur’an dan saling mengajarkan akan diberi sakinah, disirami rahmat, malaikatpun mengerumuni mereka dan Allah SWT  menyebut mereka dikalangan mereka disisinya.

22. Barangsiapa membaca 10 ayat pada malam hari maka ia tidak akan ditulis sebagai orang yang lalai, 100 ayat akan dicatat sebagai orang yang taat dan diselamatkan dari tuntutan Al Qur’an, 200 ayat maka ia mendapat ibadah pahala semalam suntuk.

23. Barangsiapa membaca Al Qur’an yang dengannya ia mendapat makanan dari manusia (untuk tujuan dunia) maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan muka hanya tulang tanpa daging.

24. Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya

25. Membaca/mempelajari beberapa ayat Al Qur’an adalah lebih baik dan lebih berharga dari pada kerajaan seluas 7 benua yang bersifat sementara dan pahalanya bermanfaat untuk selama-lamanya.

26. Membaca Al Qur’an tanpa melihat mushaf mendapat 1000 derajat dan orang yang membaca Al Qur’an dengan melihat mushaf 2000 derajat (lebih afdol)

27. Membaca Al Qur’an dalam shalat maka Setiap hurufnya akan mendapat pahala 100 kebaikan, jika sambil duduk dalam shalat akan mendapat 50 kebaikan dalam Setiap hurufnya, jika dibaca diluar shalat dalam keadaan berwudhu maka akan mendapatkan 25 kebaikan dalam Setiap hurufnya, dan jika dibaca tanpa wudhu akan mendapat pahala 10 kebaikan di Setiap hurufnya.

28. Kebanggan, kemuliaan dan kehormatan ummat ini adalah dengan membaca Al Qur’an, menghafalnya, mengerjakannya dan beramal dengannya dan apa saja yang berhubungan dengan Al Qur’an

29. Tidak ada yang dapat mendekatkan diri kepada Allah kecuali dengan perantaraan Al Qur’an dan membaca Al Qur’an akan menyebabkan kita lebih bertawajjuh dan memberi kesan tersendiri pada diri pembaca.

30. Ahli Al Qur’an (yang selalu menyibukkan dengan Al Qur’an) adalah ahli Allah dimana setiap waktu Allah akan selalu mengirim kasih sayangnya dan mereka orang-orang istimewa Allah sehingga mendapat kemuliaan.

31. Membaca Al Qur’an dengan suara keras dalah seperti memberi shadaqah dengan terang-terangan dan dengan perlahan seperti memberik sedekah dengan sembunyi-sembunyi.

32. Tidak ada penolong yang lebih utama kedudukannya disisi Allah SWT pada hari kiamat dari pada Al Qur’an (bukan dari Golongan Nabi, Malaikat dan Lain sebagainya)

33. Mempelajari 1 ayat Al Qur’an pada pagi hari lebih baik dari pada shalat 100 rakaat, mempelajari 1 bab ilmu pada pagi hari lebih baik dari pada shalat 1000 rakaat.
                                 
34. Seseorang yang mempelajari Al Qur’an menjaga dan membacanya pada tengah malam dalam shalat dimisalkan seperti mangkuk terbuka penuh dengan kasturi yang baunya menyebar keseluruh tempat, sedangkan seorang hafiz Al Qur’an yang tidur dan tidak membaca Al Qur’an karena lalai tapi Al Qur’an berada dalam hatinya seperti mangkuk penuh kasturi tetapi baunya tidak menyebar (Nur berkah terhalang pada orang lain)

35. Mengamalkan kandungan Al Qur’an akan menghindarkan kita dari fitnah