Showing posts with label Renungan harian. Show all posts
Showing posts with label Renungan harian. Show all posts

Wednesday, February 10, 2016

Wahai Akhi, Haruskah Aku Yang Melamarmu

DETIK ISLAMI DARI INFOBERKAH.COM - RENUNGAN HARIAN
Assalamualaikum sahabat islami , mohon dibaca dengan kesungguhan hati





AKHIY... MAUKAH MENIKAH DENGANKU?

Dulu ana datang ke suami ana, justru ana yang menawarkan diri ke suami.
''Akhiy maukah menikah dengan ana?'', tawarku padanya.


Waktu itu dia masih kuliah smester 8. Dia cuma bengooonggg seribu bahasa, serasa melayang di atas awan, seolah waktu terhenti. Beberapa saat setelah setengah kesadarannya kembali dan setengahnya lagi entah kemana, dia berucap,

'''Afwan ukh... anti pengen mahar apa dari ana?'' "Cukup antum bersedia menikah denganku saja itu sudah lebih dari cukup"

Bak orang awam mendaki gunung yang tinggi lagi extreme, ehhh... dianya langsung lemesss... kayak pingsan. Besoknya datang nazhar, terus khitbah. Lalu untuk ngumpulin uang buat nikah, dia jual sepeda dan jual komputernya... untuk mahar dan biaya nikah. Di awal pernikahan dia gak punya pendapatan apa-apa. Kita usaha bareng dan ana gak pernah nanya seberapa pendapatnya ataupun dia kerja apa. Selama ana nikah dengannya ana belum pernah minta uang. Hingga kinipun kalo gak dikasih ya diam. Saat beras habis... ana gak masak. Saat dia nanya, "koq gak masak beras dek?"

"Habis mas", jawabku
"Koq gak minta uang?", lanjutnya.
Ana gak jawab, takut suami gak punya kalo ana minta. Jadi ana takut menyinggung perasaan kekasih hatiku.. weee.

Kalo kita menghormati suami, maka suami akan menyayangi kita lebih dari rasa sayang kita ke dia. Bahkan usaha sekarang dah maju pesat... alhamdulillah. Ibarat kata uang 50jt dah hal biasa. Lalu suatu hari ana tawarkan dia nikah lagi namun dia gak mau. Katanya ana itu tidak ada duanya... hehehe ngalem dewek. Walaupun ortunya dulu gak ridho dengan ana, karena salafi... sekarang sudah baikan.

Rezeki bisa dicari bersama. Bagi ana usaha yang dicari bersama suami susah-payah bersama, setelah sukses... maka banyak kenangan manis yang tak terlupa. Kita jadi saling memahami dan mengerti karakter masing-masing karena kita sering berinteraksi.

"Suamiku adalah temen curhatku...
suamiku adalah patner bisnisku...
suamiku adalah ustadz tahsinku...
suamiku adalah temen seperjuanganku...
suamiku adalah sahabatku...
suamiku adalah temen mainku...
suamiku adalah temen berantemku...", itulah kiranya yang ana rasakan darinya, setelah 12 tahun menikah dan insya Alloh dikaruniai anak 7 semoga semakin menambah keberkahan dalam rumahh tangga ana...

Dan bukan hal yang hina bagi ana kalo ada seorang akhawat datang menawarkan diri ke ikhwan. Ana dulu hanya melihat dari bacaan al-Qur'annya yang bagus dan dia sangat menjaga sholatnya itu aja gak lebih. Jadi para akhawat yang belum menikah... apa yg menghalangi anda untuk menikah muda? Apa karena melihat pendapatan materi dari ikhwan yang menghalaginya?

*Seorang ibu yang menceritakan kisah cintanya
*Dengan sedikit perubahan 


Demikian Renungan harian "Wahai Akhi , Haruskan Aku Yang Melamarmu" semoga bisa bermanfaat dan mohon untuk sebarkan sobat islami.
wassalam

Tuesday, June 11, 2013

Renungan Harian : Sepiring Kepedulian

DETIK ISLAMI RENUNGAN HARIAN -

SUATU sore, saya makan bersama teman-teman. Saya bilang salah satu mereka, “Pesen apa? ane samain kaya ente aja ya makannya. apa aja deh. Ane jaga tas di sini.” saya menjaga tas-tas, dan dia pergi memesan makanan.



Teman saya kembali membawa makanan, dalam hati saya agak kaget, karena ternyata ada salah satu lauk makanan yang saya kurang begitu suka, tapi ya karena saya meminta samain sama dia, bukan salah dia. Akhirnya saya makan, dan habiskan.


Agak sulit rasanya memakan makanan yang kurang disukai, akan tetapi jika kembali dipikirkan, betapa beruntungnya saya, masih bisa MEMILIH makanan, ketika suka, akan saya beli, dan ketika tidak suka, tidak akan saya beli.

Kalau teringat mereka yang di luar sana, apakah bisa untuk memilih? Pilihan bagi mereka bukan makanan yang disukai atau tidak disukai, tapi apakah hari ini makan atau tidak. Sekalipun makanan itu tidak disukai, atau katakanlah bekas, tak jarang yang memungutnya untuk dimakan.

Enaknya kita, bila tak suka, masih bisa memilih yang lain. Mereka? Dan herannya, masih saja ada orang, yang telah membeli makanan terbilang mahal,
menyisakan makanannya, dan dengan entengnya berkata, “aduh, gw kenyang nih”, “aduh, gw ga abis nih”. Padahal dia sendiri yang memilih dan membeli makanannya. Kadang ingin kubentak orang yang demikian, namun rasanya lisanku lemah,kubentak saja kau dengan tulisan ini!

“Boleh saja engkau kaya dan bisa membeli segalanya, tapi aku rasa engkau miskin akan kepedulian. Ketahuilah bahwa sepiring kepedulianmu, lebih berharga dari jutaan kekayaanmu
Habiskan makannya ya… jangan ambil kalau tak suka, jangan berlebihan jika tak mampu menghabiskan.

Monday, June 10, 2013

Doa Seorang Calon Pengantin

DETK ISLAMI RENUNGAN - Kalaulah ada kisah di zaman dahulu bahwa ada satu orang di antara tiga orang yang bisa bertawasul dengan amalannya untuk bisa membuka batu yang menghimpit pintu gua, maka aku tertarik dengan tawasulnya. Demi untuk menghindari zina dengan perempuan yang diberinya uang dengan tebusan tubuhnya walaupun ia mudah melakukannya.

Kalaulah ada kisah tentang pernikahan dan syarat maharnya, maka kisah Ummu Sulaim yang merelakan keIslaman Abu Tholhah adalah sungguh mengharukan. Dan juga kesederhanaan Ali ra menikahi Fathimah dengan baju besinya.

Saksikanlah ya Robbi, aku pun ingin menjadi Ummu Sulim dan Fathimah. Keduanya tidak mensyaratkan emas dan berlian sebagai penebusan kehalalan calon suami menyentuh tubuhnya.
Cukup dengan hafalan surat Ar-Rahman dan tafsir Ibnu kastir. Itupun masih dengan keringanan, tafsirnya boleh dicicil setelah kami menikah nanti.


Saksikanlah ya Robbi…aku pun ingin mencontoh sang lelaki yang terjebak di gua tadi. Aku pun ingin bertawasul dengan upayaku untuk menghindari zina. Walapun peluang ke sana sangat mungkin.

Banyak lelaki yang mengincarku sejak wajahku memancarkan pesonanya di bangku SMA. Tapi aku takut untuk pacaran. Aku bertekad bahwa cinta yang satu itu hanya kuberikan pada lelaki yang halal untuk memuaskan libidoku dan menjadi salah satu pembuka jalan menggapai surga-Mu

Maka saat kuputuskan setelah hari-hari berkonsultasi dalam sujud-sujud istikharah 3 bulan yang lalu untuk mengucapkan “ya”, aku berusaha untuk tidak mendapat murka-Mu, dengan berlama-lama dalam waktu atau menunda-nundanya, sehingga terjebak dalam rimba cinta tanpa status dan fitnah dunia.

Pun ku berusaha menangkis serangan kata-kata romantisnya untuk ditunda hingga saat dia mengucapkan “qobiltu nikahaha…” (kuterima nikahnya).

Maaf ya Allah, jika hari ini aku harus banjir air mata, saat aku baru bisa menjawab pertanyaan orangtuaku, “Kamu punya uang tho untuk menikah?”. “Ya insya Allah diusahakan dan mohon waktunya.”

Walaupun aku tahu sekarang hanya beberapa lembar puluhan ribu hasil sisa kas bon di tempat kerjaku yang kupersiapkan untuk bekal sisa bulan ini. “Pokoknya minimal belasan juta harus ada lho, ya”, begitu suara ibu di seberang memberi batas minimal dana yang harus kusediakan.

Ya…Rozak aku yakin Engkau Maha kaya untuk tidak sampai membuatku merepotkan kedua orangtuaku, membebani saudara-saudaraku atau mengemis pada sesuatu selain-Mu.

Aku masih percaya ya Allah…kalau pernikahan ini juga sebagai upaya menolong agama-Mu, maka hamba yakin engkau mau menolongku. Hamba masih yakin dengan hadist Qudsi yang berbunyi “Bahwa Allah malu jika tidak mengabulkan permintaan hamba-Nya yang menengadahkan tangan di sepertiga malam terakhir”.
Aku tidak ingin berujung pada keputusasaan.

Ya Rahman..ya Rahim…Jika memang pernikahan ini akan semakin membuat Engkau meridhaiku, maka mudahkan dan lancarkan. Dan satukanlah kami dam jalinan kasih yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Amien.

Tuesday, May 28, 2013

Salah Satu Tanda Kiamat: Orang Dungu Menjadi Pemimpin

DETIK ISLAMI - Rasulullah S.A.W pernah bersabda: Apabila engkau melihat orang yang tidak berterompah, tidak berpakaian (orang yang miskin), yang tuli,bisu dan buta menjadi penguasa dibumi, maka itulah tanda-tanda kiamat. (Hadis Riwayat Muslim)

Imam Nawawi yang mentafsirkan Hadis ini meyatakan bahawa yang dimaksukan dengan orang yang tidak berterompah, tidak berpakaian (orang miskin) dijadikan pemimpin itu ialah orang yang miskin ilmunya dan miskin akhlaknya.

Miskin didalam hadis ini bukanlah bermaksud miskin dari segi wang ringgit dan harta tetapi miskin disini lebih bersifat tersirat yakni bermaksud miskin jiwa.

Bisu, tuli dan buta didalam hadis ini pula sama maksudnya dengan Firman Allah S.W.T dalam surah Al-Baqarah ayat ke 18 iaitu :

Bisu, tuli dan buta. Maka mereka itu tidak akan kembali lagi ke jalan kebenaran ( sesat). Maka yang dimaksudkan oleh Rasulullah S.A.W dalam hadis ini adalah manusia yang sesat itu dijadikan pemimpin (antara tanda kiamat). Mereka tidak menggunakan panca indera mereka untuk menilai dan menerima kebenaran seolah-olah pancaindera yang dikurniakan kepada mereka tersebut telah hilang dan tidak ada gunanya lagi ( Juz 1, bab Asyratuss'ah Shahih Muslim Syarh An-Nawawi)

Musibah kehadiran pemimpin-pemimpin daripada golongan yang dungu ini akan semakin bermaharajalela pada masa-masa terakhir usia dunia ini dan akan dihilangkanlah oleh mereka ini amanah (amanah rakyat) kerana pekerjaan atau tugas-tugas kepimpinan tersebut telah diserahkan kepada orang yang tidak layak untuk memimpin manusia (rakyat jelata). Sedangkan syarat-syarat untuk menjadi seorang pemimpin didalam Islam adalah seseorang tersebut perlu mempunyai ilmu pengetahuan dan berkemampuan dalam bidang Ilmu Syariah yang akan dapat menjadikan pemimpin tersebut berijtihad dan menggunakan kebijaksanaan fiqh dalam pentadbiran.

Selain itu seorang pemimpin juga disyaratkan untuk bersifat adil bukan bersifat fasik. Adil yang dimaksudkan disini bermaksud adil dalam semua aspek pemerintahan, tidak berdusta dan tidak memakan harta yang bukan merupakan haknya, tidak melakukan penyelewengan wang kerajaan dan tidak mengamalkan gaya hidup rasuah serta banyak lagi.

Seorang lelaki Arab awam telah bertanya pada Rasulullah S.A.W, " Ya Rasulullah, bilakah kiamat itu akan terjadi?"

Baginda S.A.W menjawab , "Apabila amanah telah disia-siakan maka nantikanlah kemunculan kiamat"

Lelaki itu bertanya lagi, "Bagaimana yang dikatakan amanah yang disia-siakan?

Baginda S.A.W menjawab, "Apabila sesuatu urusan yang penting diserahkan kepada yang tidak layak untuk memangkunya, maka nantikanlah kemunculan kiamat" (Hadis Riwayat Al-Bukhari)

Renung-renungkanlah sabda-sabda Nabi Muhammad S.A.W dan Firman Allah S.W.T .. sudahkah musibah seperti ini terjadi?

Dimanakah Allah Berada?

 DETIK ISLAMI - RENUNGAN HARIAN
SEBAGIAN umat Islam jika ada yang bertanya: “Dimana Allah ?” Maka mereka menjawab: “Allah ada di mana-mana.” Ada pula yang menjawab: “Allah ada di dalam diri kita, yaitu di hati.” Atau yang lebih mengkhawatirkan lagi ada yang mengatakan: “Allah tidak ada di mana-mana, kita tidak boleh sok tahu.”
Entah apa yang menyebabkan pemahaman ummat Islam tentang Allah Swt masih jauh menyimpang dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw. Padahal perkara ini termasuk hal yang paling mendasar dalam agama Islam.


Mari kita perhatikan firman Allah Swt berikut “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas ´Arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan dia bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid: 4).

Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?. Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?” (QS. Al-Mulk: 16-17).
Dalam ayat ini sangat jelas bahwasannya Allah Swt ada di langit bersemayam di atas ‘Arsy-Nya. Namun ilmu-Nya meliputi segala yang ada di langit maupun di bumi. Ia mengetahui semua yang telah Ia ciptakan dari awal hingga akhir tanpa terkecuali.

Ada lagi dalil dari hadits Mu’awiyah bin Hakam, dikatakan bahwa suatu hari ia berniat membebaskan seorang budak wanita sebagai kafarah. Lalu Ia bertanya kepada Rasulullah Saw, maka Rasulullah Saw menguji budak wanita tersebut. Beliau bertanya: “Dimanakah Allah?” maka ia menjawab: “Di atas langit.” Beliau bertanya lagi: “Siapa AKu?” maka ia menjawab: “Anda utusan Allah.” Lalu beliau bersabda: “Bebaskanlah ia karna ia seorang yang beriman.” (HR. Muslim).

Hal lain yang dapat dijadikan dalil adalah fitrah manusia jika berdo’a maka hati dan fisiknya mengarah ke atas (ke langit). Bahkan ini terjadi pada semua agama, termasuk anak kecil yang keilmuannya masih cetek. Belum ditemukan, ada orang dari agama manapun yang jika berdo’a ia mengarahkan hati dan fisiknya ke arah bawah (tanah) atau ke samping kiri dan ke samping kanan.
Namun demikan ada sesuatu yang harus kita perhatikan dengan seksama tentang firman Allah Swt yang berbunyi “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah.” (QS. Asy-Syura: 11).
Dengan firman Allah tersebut maka tertutuplah segala pertanyaan menyimpang yang sengaja dihembuskan oleh setan ke dalam dada manusia. Seperti pertanyaan bagaimana cara Allah duduk, atau bagaimana bentuk ‘Arsy Allah dan lain sebagainya.

Kita umat Islam tidak sepatutnya berfikir sejauh itu. Karena hal tersebut termasuk perbuatan yang sia-sia dan dapat membahayakan diri kita. Cukup kita katakan bahwa Allah Maha Suci dan tidak ada sesuatupun yang serupa dengannya.
Pada zaman dahulu, Para ulama sangat tegas menyikapi orang-orang yang suka mempermainkan Allah Swt  dengan pertanyaan-pertanyaan nyeleneh.
Seperti ketika Imam Malik ditanya oleh seseorang dalam majelisnya tentang bagaimana cara Allah bersemayam ? maka beliau menjawab: “Bagaimana caranya itu tidak pernah disebutkan (dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits), sedangkan istawa (bersemayam) itu sudah jelas maknanya, menanyakan tentang bagaimananya adalah bid’ah, dan saya memandang kamu (penanya) sebagai orang yang menyimpang, kemudian memerintahkan si penanya keluar dari majelis.” (Dinukil dari terjemah Aqidah Salaf Ahabil Hadits).

Jadi tidak ada gunanya kita memaksakan diri untuk memikirkan bentuk Allah karena ujung-ujungnya kita akan tersesat.  Akal manusia sangat terbatas, daya jangkaunya pun sangat rendah. Ada jutaan misteri dalam hidup ini yang sejak dahulu hingga detik ini belum bisa terjawab dan mungkin tidak akan terjawab hingga seluruh manusia mati.
Contoh kecil, dalam ilmu matematika. Kita mengenal apa yang disebut bilangan cacah, yaitu sebuah bilangan yang dimulai dari 0,1,2,3, dan seterusnya. Setelah angka 9 ada angka 10, setelah angka 10 ada angka 11 hingga ratusan, jutaan, triliunan dan seterusnya. Lantas siapakah yang dapat menjawab kapankah atau dimanakah ujung dari bilangan tersebut?

Kewajiban yang diperintah Allah Swt kepada kita hanyalah meyakini bahwa Allah ada di langit, duduk bersemayam diatas ‘Arasy sesuai dengan apa yang dijelaskan Al-Qur’an dan Hadits Sahih tanpa menggambarkan atau mempertanyakan teknisnya.

Wednesday, November 28, 2012

RENUNGAN HARIAN - Adab Terhadap Diri Sendiri

DETIK ISLAMI - RENUNGAN HARIAN
 Oleh, Satriawan Muhammad Anun As-Sasakiy
SEORANG MUSLIM pastinya sangat memahami bahwa keselamatan dan kebahagiannya di dunia maupun di akhirat sangatlah ditentukan oleh kebersihan jiwanya, kesucian dan kemuliaan jiwanya dan sampai sejauh mana dia mendidiknya dengan adab-adab Islam. Sebagaimana kesengsaraan dirinya sangat ditentukan oleh kerusakan dan kekotoran jiwanya.
Karenanya lazim atas seorang Muslim untuk mendidik dirinya sendiri, mensucikan dan membersihkan jiwanya, menjauhkannya dari hal yang bisa menodai dan mengotorinya baik itu berupa keyakinan yang rusak, maupun perkataan dan perbuatan maksiat.

Firman Allah SWT. : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mnegotorinya.” (Q.S As’Syams:9-10)
Diantara langkah-langkah yang dilakukan untuk mendidik jiwa dalam memperbaikinya serta mensucikannya adalah :
Taubat. Yaitu menghindarkan diri dari segala bentuk maksiat, mentesali dosa-dosa yang telah dilakukan dan berazam untuk tidak kembali kedalam lumpur dosa pada sisa-sisa umur yang ada.

Firman Allah SWT. : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (Q.s At-Tahrim:8)

Muraqabah. Yaitu membawa jiwa pada kondisi selalu merasa diawasi dan diintai oleh Allah SWT. setiap saat, dimanapun dan kapanpun.
Firman Allah SWT. : “Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Q.S An-Nisa : 1)

Mujahadah. Yaitu mengarahkan jiwa dengan sungguh-sungguh kepada keta’atan dan kebaikan serta menekan dan melawannya dari berbuat keburukan dan kemaksiatan.
Firman Allah SWT. : “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (Q.S. Al-Ankabut:69)

Mu’aqabah. Yaitu memberikan sangsi kepada diri bila lalai melakukan suatu kebaikan atau tidak sempurna menunaikannya.  Seperti halnya Abdullah Ibnu Umar, bila ketinggalan berjama’ah shalat, beliau selalu menghidupkan seluruh malam hari itu dengan ibadah.Beliau pernah mengakhirkan shalat Maghrib sampai nampak dua bintang dilangit, lalu beliau membebaskan dua orang budak.Ataupun Abu Thalhah yang pernah disibukkan oleh kebunnya dari shalatnya (telat), lalu beliau mengeluarkan shadaqah dari kebunnya itu.

Muhasabah. Yaitu mengintropeksi diri dalam pelaksanaan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Baik itu muhasabah harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. bagaikan seorang pedagang yang mengecek dagangannya diakhir bulan apakah ia mengalami rugi atau untung.
Firman Allah SWT. : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperlihatkan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Hasyr: 18 ) 
Seorang penulis buku Adab-Adab Islam

Tuesday, November 27, 2012

RENUNGAN HARIAN DETIK - FASE-FASE KEHANCURAN JASAD DI DALAM KUBUR

DETIK ISLAMI - RENUNGAN HARIAN 
“TAK ADA yang abadi,” begitu yang pernah disenandungkan salah satu band favorit di Indonesia. Begitu pun manusia, suatu hari nanti pasti akan mengalami kematian dan tidak akan ada yang akan hidup selamanya. Saat manusia meninggal dunia, tidak ada satu pun yang ia bawa. Harta, keluarga, teman, kedudukan dan jabatan tidak ada artinya sama sekali. Dan tahukah? Sesungguhnya saat mayat masuk ke dalam kubur, ia akan melewati beberapa fase perubahan. Inilah fase-fase perubahan mayat sejak malam pertama masuk ke kuburan hingga 25 tahun setelahnya.

Malam Pertama
Di kuburan pembusukan dimulai pada daerah perut dan kemaluan. Subhanallah, perut dan kemaluan adalah dua hal terpenting yang anak cucu Adam ini saling bergulat dan menjaganya di dunia. Dua hajat, yang karenanya Allah SWT membuat manusia merugi di dunia akan membusuk pada malam pertamanya di kuburan. Setelah itu, mulailah jasad berubah warna menjadi hijau kehitaman. Setelah berbagai make up, dan alat-alat kecantikan membuatnya memiliki ragam pesona, nanti tubuh manusia hanya akan memiliki satu warna saja.

Malam Kedua
Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh membusuk seperti: limpa, hati, paru-paru dan lambung.

Hari Ketiga
Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh itu mengeluatkan bau busuk tidak sedap.

Seminggu Setelahnya
Wajah mulai tampak membengkak, dua mata, kedua lisan dan pipi.

Setelah 10 hari
Tetap terjadi pembusukan pada kali ini pada anggota-anggota tubuh tersebut, perut, lambung, limpa..

Setelah 2 Minggu
Rambut mulai rontok

Setelah 15 Hari
Lalat hijau mulai bisa mencium bau busuk dari jarak 5 km, dan ulat-ulat pun mulai menutupi seluruh tubuhnya

Setelah 6 Bulan
Yang tersisa hanya rangka tulang saja.

Setelah 25 Tahun
Rangka tubuh ini akan berubah menjadi semacam biji, dan di dalam biji tersebut, kita akan menemukan satu tulang yang sangat kecil disebut ‘ajbudz dzanab (tulang ekor). Dari tulang inilah kita akan dibangkitkan oleh Allah azza wa jalla pada hari kiamat.
Inilah tubuh yang selama ini kita jaga. Inilah tubuh yang sering kali kita berbuat maksiat kepada Allah dengannya. Oleh karena itulah, jangan biarkan umur kita melewati jasad ini sia-sia, karena dia akan mendapatkan apa yang telah disebutkan.

Monday, November 26, 2012

Kelembutan Rasulullah Dan Pengemis Yahudi

DETIK ISLAMI - KISAH INSPIRATIF

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.

Namun, setiap pagi Rasulullah Muhammad SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari, sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain adalah isteri Rasulullah SAW. Beliau bertanya kepada anaknya itu, “Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah RA menjawab, “Wahai Ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum Ayah lakukan kecuali satu saja.”

“Apakah Itu?”, tanya Abubakar RA. “Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana”, kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, “Siapa kamu?!”
Abubakar RA menjawab, “Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).”

“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, bantah si pengemis buta itu. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW”.

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia….”
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

(cara-muhammad.com)

Sunday, November 25, 2012

Bagaimana & Kapan Nabi Isa Turun Ke Bumi?

DETIK ISLAMI - RENUNGAN HARIAN 
SETELAH Dajjal muncul dan melakukan perusakan dan penghancuran di muka bumi, Allah mengutus Isa ‘alaihissalam untuk turun ke bumi turun di menara putih di timur Damsyiq, Siria. Beliau mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran; beliau taruh kedua telapak tangan beliau di sayap dua orang Malaikat. Bila beliau menundukkan kepala, meneteslah / menurunlah rambutnya, dan bila diangkat kelihatan landai seperti mutiara. Dan tidak ada orang kafir yang mencium nafasnya kecuali akan mati, dan nafasnya itu sejauh pandangan matanya.

Beliau akan turun pada kelompok yang diberi pertolongan oleh Allah yang berperang untuk menegakkan kebenaran dan bersatu-padu menghadapi Dajjal. Nabi Isa as. turun pada waktu sedang diiqamati shalat, lantas beliau shalat di belakang pemimpin kelompok itu. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecualipasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lain Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surge,” (Shahih Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrathis Sa ‘ah, Bab DzikrAd-Dajjal 18: 67-68).

Ibnu Katsir berkata, “Inilah yang termasyhur mengenai tempat turunnya Isa, yaitu di menara putih bagian timur Damsyiq. Dan dalam beberapa kitab saya baca beliau turun di menara putih sebelah timur masjid Jami’ Damsyiq, dan ini rupanya pendapat yang lebih terpelihara. Karena di Damsyiq tidak dikenal ada menara di bagian timur selain di sebelah Masjid Jami’ Umawi di Damsyiq sebelah timur. Inilah pendapat yang lebih sesuai karena beliau turun ketika sedang dibacakan iqamat untuk shalat, lalu imam kaum Muslimin berkata kepada beliau, “Wahai Ruh Allah, majulah untuk mengimami shalat.” Kemudian beliau menjawab, “Anda saja yang maju menjadi imam, karena iqamat tadi dibacakan untuk Anda.” Dan dalam satu riwayat dikatakan bahwa Isa berkata, “Sebagian Anda merupakan amir (pemimpin) bagi sebagian yang lain, sebagai penghormatan dari Allah untuk umat ini,” (Shahih Muslim).

Tersebarnya Keamanan dan Barakah pada Zaman Isa ‘Alaihis-salam
Betapa menyenangkan seandainya kita termasuk yang mendapatkan karunia untuk tinggal semasa dengan nabi Isa as. Karena di masa beliau kehidupan manusia benar benar aman dan damai, bahkan kedamaian itu bukan hanya milik manusia, tetapi juga merata hingga kepada binatang.
Zaman Isa ‘alaihissalam (setelah turun kembali ke bumi) ini merupakan zaman yang penuh keamanan, kesejahteraan, dan kemakmuran serta kelapangan. Allah menurunkan hujan yang lebat, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan serta banyak barakahnya, harta melimpah ruah; dendam, dengki, dan kebencian hilang sirna.

Dalam hadits Nawwas bin Sam’an yang panjang yang membicarakan tentang Dajjal, turunnya Isa, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj pada zaman Isa ‘alaihissalam, dan do’a Isa agar mereka dihancurkan, Rasulullah saw bersabda:
“… Kemudian Allah menurunkan hujan, dan tak ada rumah tanah liat maupun bulu yang dapat menahan airnya, lantas mencuci bumi hingga bersih seperti cermin kaca. Kemudian diperintahkan kepada kami: ‘Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan kembalikanlah barakahmu.’ Maka pada hari itu sejumlah orang dapat memakan buah delima dan bernaung di bawahnya. Dan susupun diberi barakah, sehingga susu seekor unta bunting yang sudah dekat melahirkan dapat mencukupi banyak orang, susu seekor sapi mencukupi untuk orang satu kabilah, dan susu seekor kambing mencukupi untuk satu keluarga….”Shahih Muslim, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 18: 63-70.
Rasulullah saw bersabda :
“Demi Allah, sesungguhnya Isa putra Maryam akan turun ke bumi sebagai hakim yang adil, akan membebaskan jizyah, unta-unta muda akan dibiarkan hingga tidak ada yang mau mengurusinya lagi, sifat bakhil, saling membenci, dan saling dengki akan hilang, dan orang-orang akan memanggil-manggil orang lain yang mau menerima hartanya (shadaqahnya), tetapi tidak ada seorangpun yang mau menerimanya,” Shahih Muslim, Bab Nuzuuli Isa ‘Alai­hissalam 2:192.
Imam Nawawi berkata, “Maknanya, bahwa pada saat itu orang-orang sudah tidak tertarik lagi untuk memelihara unta karena banyaknya harta kekayaan, keinginan sedikit, kebutuhan tidak ada, dan sudah tahu bahwa kiamat telah dekat. Dan disebutkannya lafal al-qilash (unta muda) dalam hadits ini karena unta muda itu merupakan harta yang paling baik bagi bangsa Arab (pada waktu itu).

Kiamat di Ambang Pintu
Masa tinggal Isa di bumi setelah turun dari langit menurut riwayat adalah se­lama tujuh tahun, dan menurut sebagian riwayat yang lain lagi selama empat puluh tahun. Setelah itu wafat pula Imam Mahdi dan Al Qahthani yang melanjutkan kepemimpinannya. Tidak lama setelah itu, terbitlah matahari dari barat dan binatang melata yang keluar dari perut bumi yang memberikan tanda kufur dan iman atas setiap manusia. Ketika itu setiap mukmin segera mengetahui bahwa itulah detik detik kemunculan angina lembut dari yaman yang akan mencabut nyawa setiap mukmin. Setelah itu, tidak seorangpun manusia yang masih memiliki keimanan kecuali akan menemui ajalnya. Ketika seluruh penduduk manusia tidak lagi menyebut Allah, itulah kondisi seburuk-buruk manusia, dan kepada merekalah kiamat akan terjadi. Wallahu a’lam bish shawab.