Tuesday, April 22, 2014

Biografi Ustadz Jefri Al Bukhori (Uje)



Bangkit dari masa lalu yang hitam, ia tampil membawa penyegaran dalam dunia dakwah. Dengan gaya dan bahasa yang khas ala anak muda ketika menyampaikan ceramah, sebutan ustadz gaul pun melekat padanya. Meski segmen pasar utamanya adalah kalangan anak muda, nyatanya ia dapat diterima oleh segala usia.

Putra ketiga dari lima bersaudara bernama lengkap Jefri Al Bukhori ini sejak kecil sudah diberikan pendidikan agama yang baik, termasuk mengaji, oleh kedua orang tuanya Alm. H. Ismail Modal dan Ustz Dra. Hj. Tatu Mulyana. Tak heran, berkat bimbingan orangtuanya, Jefri kecil sudah fasih dalam membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an. Bahkan karena kepandaiannya itu, pria kelahiran 12 April 1973 ini berhasil mencatatkan prestasi saat masih duduk di bangku SD dengan menjuarai Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) hingga tingkat provinsi.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia dan kedua orang kakaknya Abdullah Riyad (alm) dan Aswan Faisal menjadi santri di Pesantren Modern di Daar el Qolam Gintung, Balaraja Tangerang. Pola pendidikan pesantren yang disiplin tampaknya sedikit mengekang Uje yang kala itu tengah memasuki masa remaja, dimana ia tengah mencari jati diri. Namun, itu tidak serta merta membuat Uje jadi pribadi yang santun.

Semasa jadi santri, Uje dikenal dengan kenakalannya. Ia kerap tidur atau kabur dari pesantren untuk sekadar main dan nonton di bioskop saat teman-temannya sesama santri menunaikan sholat. Karena ulahnya, pihak pesantren terpaksa mengeluarkan Uje dari pondok pesantren tersebut. Akibatnya, Uje hanya mengecap 4 tahun dari 6 tahun yang seharusnya dijalani.

Setelah dikeluarkan dari pesantren, Uje dipindahkan ke Madrasah Aliyah (MA), sebutan untuk sekolah Islam setingkat SMA. Keluar dari pesantren rupanya bukan jawaban atas kenakalan Uje. Di MA, ia bukannya bertambah baik, tapi sebaliknya malah semakin nakal.

Meski nakal, Uje akhirnya berhasil merampungkan pendidikannya di tahun 1990. Setelah lulus, Uje melanjutkan studinya di akademi broadcasting. Kebetulan tepat di depan kampusnya yang terletak di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur, terdapat sebuah wahana bilyard. Lagi-lagi karena Uje tak dapat menahan gejolak jiwa mudanya, kuliahnya terbengkalai karena ia terlampau sering menghabiskan waktu di tempat tersebut. Tak hanya itu, semasa kuliah ia kerap bergaul dengan para pemakai narkoba, di saat yang bersamaan ia juga mulai mengenal dunia malam.

Pada tahun 1991, Uje bekerja sebagai dancer di salah satu tempat hiburan malam. Di sela-sela waktu senggangnya, ia sering nongkrong di Institut Kesenian Jakarta. Di saat para pemain sinetron sedang latihan, kadang-kadang Uje menggantikan salah satunya. Itulah awal mulanya ia masuk ke dalam dunia hiburan, khususnya dunia seni peran.

Suatu ketika, ia pun akhirnya ikut casting dan mendapat peran dalam sebuah sinetron. Salah satu film yang pernah dibintanginya adalah Pendekar Halilintar. Kemampuannya dalam berakting bahkan pernah diganjar penghargaan sebagai pemeran pria terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja yang diadakan TVRI pada 1991.

Di saat Uje masih meraba ke mana arah hidupnya, tahun 1995 ia bertemu dengan seorang gadis yang kala itu berprofesi sebagai model sampul majalah remaja Aneka bernama Pipik Dian Irawati. Empat tahun menjalin kasih, Uje mantap menyunting
perempuan asal Semarang, Jawa Tengah itu pada 7 September 1999. Pernikahan yang digelar secara siri itu baru diresmikan dua bulan kemudian di kampung halaman mempelai
wanita. Keputusan itu terbilang berani, terlebih bagi Pipik, sang istri. Pasalnya, Uje saat itu masih menjadi pecandu narkoba. Namun ketergantungan sang suami pada barang haram itu tak menyurutkan cinta Pipik. "Tatapan matanya yang tajam dan kharismanya membuat saya jatuh hati," ujar Pipik, tersipu-sipu.

Uje mulai 'menemukan' Tuhan tatkala ia diajak umroh beserta ibu dan kakaknya untuk bertobat. Dapat menginjakkan kaki di tanah sang nabi mendatangkan sensasi tersendiri di hati Uje kala itu. Terlebih saat ia dapat bersandar di Ka'bah, seketika ia teringat pada masa lalunya, kelamnya kehidupan yang pernah ia jalani membuat air mata penyesalan mengalir deras dari matanya. Saking merasa berdosanya, ia membentur-benturkan kepalanya sambil meminta ampun kepada Allah SWT. Ia berharap segala dosa yang telah dilakukannya dapat diampuni.
Setelah bertekad untuk meninggalkan kemaksiatan, Uje mendapatkan amanah dari kakak tertuanya alm. Ust. H. Abdullah Riyad, untuk melanjutkan dakwah kakaknya di Jakarta, karena alm Ust. H. Abdullah Riyad mendapatkan kepercayaan dari MUIS (Majlis Ugame Islam Singapura) untuk menjadi Imam Besar di Masjid Haji Mohammad Soleh, bersebelahan dengan Maqam Habib Nuh Al Habsyi, Palmer Road, Singapura. Berawal dari usaha pertobatannya, sejak saat itu Uje mulai berdakwah. Meski demikian, usaha Uje untuk mensyiarkan agama Islam tak lantas berjalan mulus. Masa lalunya yang kelam kerap membuatnya dipandang sebelah mata oleh segelintir orang.

Seperti saat ia didaulat menjadi imam karena kepandaiannya melafazkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Namun, begitu mengetahui Uje yang akan menjadi imamnya, jamaah masjid itu pun seketika membubarkan diri. "Ngapain salat diimami sama tukang mabok," kata seorang jamaah, yang dituturkan kembali oleh Pipik. Kenyataan itu sempat membuat Uje merasa down kala itu. Ia berpikir, menjadi imam saja bubar, gimana mau berdakwah. Di saat seperti itulah peran keluarga yang mendorongnya untuk terus maju sangat berarti bagi Uje.

Akhirnya dengan kesabaran dan ketekunan sambil terus menambah ilmunya, Uje mulai berdakwah di majelis taklim, mushola, dan masjid. Ia berdakwah pertama kali di sebuah masjid di Mangga Dua. Pipik Dian Irawati, istrinya, menuliskan teks dakwah yang mesti disampaikan saat itu. Hasilnya, honor ceramah sebesar Rp 35.000 dia bawa pulang dan langsung diberikan kepada istrinya. "Inilah rezeki halal pertama yang saya kasih ke kamu," kata Uje kepada Pipik, sambil terisak-isak. Akhirnya perlahan-lahan tapi pasti, namanya mulai dikenal oleh masyarakat seperti sekarang ini. Sebagai pendakwah, Uje banyak dikagumi oleh berbagai kalangan.

Selain piawai menyampaikan ceramah keagamaan, kemampuan bermusik ayah empat anak itu pun cukup mumpuni. Kelebihannya itu ia gunakan ketika menyampaikan dakwahnya dalam bentuk lagu-lagu Islami. Debut albumnya, Lahir Kembali diluncurkan tahun 2006. Beberapa lagu diciptakannya sendiri dan dinyanyikan bersama
penyanyi lagu-lagu religi, seperti Opick.

Manusia boleh berencana tapi Tuhan jua yang menentukan. Uje meninggal dunia di usia yang terbilang muda, 40 tahun, setelah mengalami kecelakaan sepeda motor pada Jumat (26/4/2013) dini hari di kawasan Gedong Hijau, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kepergian Uje itu membuat banyak orang terkejut. Sejumlah tokoh dan ribuan jamaah melakukan sholat jenazah di Masjid Istiqlal dan mengantar jenazah ke pemakaman di TPU Karet, Jakarta Selatan. Beberapa hari sebelum wafatnya, Uje menyampaikan sebuah pesan dalam twitternya dengan tulisan, "Pada akhirnya semua akan menemukan yang namanya titik jenuh dan pada saat itu kembali adalah yang terbaik".

Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/2509-dakwah-si-ustadz-gaul
Copyright © tokohindonesia.com

"Sebuah ungkapan ISTIMEWA dari Seorang Ustadz Jefry Al-Buchary ( Almarhum ) Untuk Istri TERCINTA"

✽ ENGKAU LAH BIDADARI SURGA KU ✽

❥ Setiap manusia punya Rasa cinta, yang mesti dijaga KESUCIAN nya..

❥ Namun ada kala insan tak berdaya,saat DUSTA mampir bertahta..

❥ Kuinginkan dia,yang punya setia,
Yang mampu menjaga KEMURNIAN nya..

❥ Saat ku tak ada,ku jauh darinya,amanah pun jadi PENJAGAnya..


❥ Hatimu tempat berlindungku,
dari kejahatan syahwatku..

❥ TUHAN ku merestui itu,
dijadikan engkau istriku..

❥ Engkaulah,BIDADARI Surgaku..

❥ Tiada yang memahami, segala kekuranganku,kecuali kamu, bidadariku..

❥ Maafkanlah aku,dengan kebodohanku, yang tak bisa MEMBIMBING dirimu..

❥ Hatimu tempat berlindungku,
dari kejahatan syahwatku..

❥ TUHAN ku merestui itu,
dijadikan engkau istriku..

❥ Engkaulah,BIDADARI Surgaku..

❥ Lyric Nasyid By : Ustadz Jefry Al-Buchary..

❥ SubhanALLAH,Semoga ALLAH Menempatkan Ustadz Jefry Al-Buchary di dalam Surga-NYA..

♥ ✽ Aamiin Yaa Rabbal'alamiin ✽ ♥


Tonton juga video slideshow "USTADZ JEFFRY AL BUKHORI DALAM KENANGAN" DIBAWAH INI SEBAGAI UNGKAPAN TURUT BERDUKA CITA SEMOGA BELIAU MENDAPATKAN TEMPAT YANG MULIA DISISI ALLAH SWT. AMIN AMIN AMIN YA ROBBAL 'ALAMIN.









Monday, April 21, 2014

Asal Kejadian Manusia (Tanda Kebesaran Allah SWT)



Pernahkah kita memikirkan dari mana kita berasal, dari apa kita diciptakan, untuk apa kita hidup dibumi, dan kemana akan pergi ketika kita telah meninggalkan dunia ini. Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini hanya sekedar mengingatkan agar kita tidak lupa tentang asal kejadian kita, lalu kembali lagi atas pertanyaan tersebut!.

Ada dua pokok yang harus kita ketahui, yaitu tentang asal kejadian manusia, dan yang kedua tentang cara kembali kepada Allah. Sesungguhnya manusia itu diciptakan oleh Allah dengan kalam-Nya dan tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk menampakkan keindahan yang ada pada diri-Nya, menunjukkan wujud-Nya kepada kita, bahwa sesungguhnya Allah itu ada dan kita diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang memiliki kesempurnaan akal dan ilmu. Seperti contoh sesuatu benih dari buah apel, ketika ia tumbuh akan memperlihatkan wujudnya yang nyata, yaitu adanya akar, batang, ranting, dan daun serta buah yang dapat kita lihat dan dinikmati. Begitu juga dengan Allah, Dia adalah Zat yang Maha Sempurna yang ingin menunjukkan kepada para malaikat akan kesempurnaan-Nya itu dengan menciptakan manusia yang dibanggakan oleh Allah Swt, dengan tujuan agar para malaikat mengetahui ilmu Allah yang hebat dan sudah selayaknya malaikat memuji Allah, walaupun ada sedikit intrupsi dan kemudian dijelaskan dengan kalam dan ilmu-Nya. Kemudian para malaikat tersungkur untuk bersujud dengan memuji Allah atas penciptaan-Nya yang Maha Sempurna itu. Nah itulah sebenarnya kenapa kita diciptakan, selain itu kita diperintahkan untuk mengakui Allah sebagai Tuhan Yang Maha Tunggal. Lupakah kita dengan dengan asal kejadian kita dan tujuan Allah menciptakan kita. Semoga kita selalu tetap mengingat asal kejadian kita dan tidak akan pernah lupa.


Kita terkadang lupa atau tidak pernah mengingat bagaimana cara kembali kepada Allah, karena disibukkan oleh urusan dunia yang sungguh melelahkan, mengejar karir agar menjadi orang yang sukses dan terkenal di dunia, tetapi kita lupa untuk mengejar karir yang dapat membawa kita kepada kebaikan dan kesuksesan serta menjadi orang yang paling beruntung di dunia dan di akhirat, kita lebih suka dipuji oleh manusia daripada mendapat pujian Allah yang di dengar oleh seluruh malaikat dan makhluk yang lain, kita lebih suka menghabiskan umur kita untuk kesuksesan dunia, dari pada duduk bersimpuh menadahkan tangan, merendahkan bahu dan kepala kita kepada Allah untuk memohon keselamatan hidup di dunia dan hidup yang akan kita jalani setelah mati.

Jika kita selalu menyibukkan diri kita dalam masalah urusan dunia, lalu pertanyaannya bagaimana kita bisa kembali kepada Allah dengan selamat. Kembali adalah tempat yang berkesudahan, Allah swt. menjelaskan dalam hadis Qudsi yang berbunyi:
"Engkau adalah hamba-Ku, engkau hidup dengan Aku, karena Aku meniupkan dengan ruh-Ku, dan kepada-Ku engkau kembali, Aku ciptakan engkau supaya jadi tatapan pandangan-Ku, dan engkau jadi penghuni dari isim-Ku, Aku sujudkan engkau pada-Ku, Aku tuturkan engkau dengan kalam-Ku, dan aku bentukkan engkau supaya berhimpun dengan hadirat-Ku."


Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad saw. yang telah memberikan cahaya atas petunjuk dari Allah di dalam hati kita, yang telah mengingatkan tentang asal kejadian kita, dan cara kembali kepada Allah, serta mengenalkan Allah swt. kepada kita. Semoga kita menjadi manusia yang beruntung dan kembali kepada Allah memiliki jiwa yang tenang serta mendapat ridha dari Allah swt. Amin

Semoga artikel ini bermanfa'at untuk kita semua. Wassalam



Untuk Lebih memahami, silakan tonton videonya dibawah ini.










Thursday, April 17, 2014

Di Surga Tidak Ada Orang Tua?



Suatu hari ada seorang nenek yang bertanya sama Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, apa aku bisa masuk surga?”

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Di surga tidak ada orang tua.”

Mendengar jawaban itu, si nenek tentu saja terpukul dan sangat sedih. Namun kekecewaannya tidak berlangsung lama. Rasulullah SAW kembali berkata, “Di surga yang tinggal hanya mereka yang muda. Orang yang sudah tua di dunia akan kembali jadi muda saat berada di surga.”

Para ahli hadits, menilai humor Rasulullah SAW ini, selain melahirkan senyum, juga membawa kabar gembira. Terutama bagi kalangan lansia. Dimaksudkan agar para lansia terus meningkatkan keimanan dan amalnya kepada Allah SWT.

Di lain waktu, Rasulullah SAW juga bercanda dengan sahabatnya, Anas bin Malik. Beliau memanggil Anas dengan panggilan, “Wahai Pemilik Dua Telinga!”

Tentu saja ini humor yang benar dan tidak keluar jalur. Anas bin Malik pasti memiliki dua telinga, bukan empat telinga.

Humor dan cara bercanda Rasulullah SAW tidak pernah lepas kontrol. Apa yang dilakukannya, tidak pernah melanggar kesopanan dan tidak ada mudaratnya.

Dalam literatur Islam masa lalu, cukup banyak tokoh-tokoh muslim yang telah menghasilkan karya-karya humor. Namun humor dan canda mereka selalu mengandung unsur akidah, muamalah dan akhlak. Di antaranya Nasruddin Hoja, Hani al Arabiy, dan Abu Nawas.

Para tokoh humor ini, digambarkan sebagai manusia-manusia unik. Dari ucapan dan perbuatan mereka, semuanya mengandung pengajaran dan dakwah.

Jadi, di dalam Islam sama sekali tidak ada larangan humor dan cara bercanda. Tentu saja selama masih berada dalam koridor yang benar. Kita tidak diperbolehkan bercanda yang berlebihan hingga akhirnya jatuh pada ghibah atau olok-olok.

Misalnya, memanggil nama seseorang dengan julukan cacat yang dimilikinya. Sebagai contoh, seorang yang kakinya mengalami kecacatan sejak lahir hingga jalannya agak terpincang-pincang, lalu kita panggil dengan Si Pincang.

Meskipun panggilan itu benar, tapi bisa jadi olok-olok yang menyakitkan hati pemiliknya. Padahal, pastilah tidak ada orang yang ingin lahir dalam kondisi cacat.

Al Qur’an juga telah melarang dengan tegas sikap olok-olok ini seperti yang tercantum dalam surat Al Hujurat ayat 11,

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan-perempuan lain, karena boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.”



Sumber : Kanzunqalam's



Tuesday, April 15, 2014

Biografi Abdullah Ibnu Abbas ra




Abdullah bin Abbas adalah sahabat kelima yang banyak meriwayatkan hadist
sesudah Sayyidah Aisyah, ia meriwayatkan 1.660 hadits. Dia adalah putera
Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim, paman Rasulullah dan ibunya adalah
Ummul Fadl Lababah binti harits saudari ummul mukminin Maimunah.


Sahabat yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang ini dijuluki dengan
Informan Umat Islam. Beliaulah asal silsilah khalifah Daulat Abbasiah. Dia
dilahirkan di Mekah dan besar di saat munculnya Islam, di mana beliau terus
mendampingi Rasulullah sehingga beliau mempunyai banyak riwayat hadis sahih
dari Rasulullah . Beliau ikut di barisan Ali bin Abi Thalib dalam perang
Jamal dan perang Shiffin. Beliau ini adalah pakar fikih, genetis Arab,
peperangan dan sejarah. Di akhir hidupnya dia mengalami kebutaan, sehingga
dia tinggal di Taif sampai akhir hayatnya.

Abdullah lahir tiga tahun sebelum hijrah dan Nabi Shallallahu Alaihi
Wassalam mendoakannya "Ya Allah berilah ia pengertian dalam bidang agama
dan berilah ia pengetahuan takwil (tafsir)".Allah mengabulkan doa Nabi-nya
dan Ibnu Abbas belakangan terkenal dengan penguasaan ilmunya yang luas dan
pengetahuan fikihnya yang mendalam , menjadikannya orang yang dicari untuk
di mintai fatwa penting sesudah Abdullah bin Mas'ud, selama kurang lebih
tiga puluh tahun. tentang Ibnu Abbas, Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah
berkata :"Tak pernah aku melihat seseorang yang lebih mengerti dari pada
Ibnu Abbas tentang ilmu hadits Nabi Shallallahu alaihi Wassalam serta
keputusan2 yang dibuat Abubakar ,Umar , dan Utsman".

Begitu pula tentang ilmu fikih ,tafsir ,bahasa arab , sya'ir , ilmu hitung
dan fara'id. Orang suatu hari menyaksikan ia duduk membicarakan ilmu fiqih,
satu hari untuk tafsir, satu hari lain untuk masalah peperangan, satu hari
untuk syair dan memperbincangkan bahasa Arab. Sama sekali aku tidak pernah
melihat ada orang alim duduk mendengarkan pembicaraan beliau begitu khusu'
nya kecuali kepada beliau. Dan setiap pertanyaan orang kepada beliau, pasti
ada jawabannya".

Menurut An-Nasa'I, sanad hadits Ibnu Abbas paling Shahih adalah yang
diriwayatkan oleh az-Zuhri, dari Ubaidullah bin Abdullah bin 'Utba, dari
Ibnu abbas. Sedangkan yang paling Dlaif adalah yang diriwayatkan oleh
Muhammad bin Marwan as-Suddi Ash-Shaghir dan Al-Kalabi, dari Abi Shalih.
Rangkaian ini disebut silsilah Al-Kadzib (silsilah bohong).
Ibnu Abbas mengikuti Perang Hunain, Thaif, Penaklukan Makkah dan haji
wada'. Ia menyaksikan penaklukan Afrika bersama Ibnu Abu as-Sarah. Perang
Jamal dan Perang Shiffin bersama Ali bin Abi Thalib.
Ia wafat di Thaif pada tahun 68 H. Ibnu al-Hanafiyah ikut menshalatkanya.
referensi : ahlulhadist.wordpress.com